Connect with us

Hi, what are you looking for?

Social Culture

Keluarga di Jalaksana Ini Terpaksa Tinggal di Kolong Jembatan, Tiap Hujan Was-Was Rumahnya Jebol

JALAKSANA (MASS) – Dua tahun sudah Nurhayati dan 2 anak serta 1 menantunya tinggal di sebuah rumah yang berada di kolong jembatan yang merupakan penghubung antara Peusing-Sembawa, tepatnya di Dusun Kliwon, RT 14 RW 5 Desa Peusing, Kecamatan Jalaksana.

Janda berusia 70 tahun itu terpaksa harus tinggal dan menetap di rumah berukuran kecil yang hanya berdinding triplek serta beralaskan plesteran, karena tidak ada biaya untuk membangun rumah yang lebih layak.

“Sebelumnya saya tinggal di sebrang, tapi karena saya sudah bercerai, tanahnya dijual oleh mantan suami dan saya terpaksa tinggal disini,” ujarnya kepada kuninganmass.com, Rabu (23/3/2022) kemarin.

Setiap hujan turun, Nurhayati khawatir tempat tinggal satu-satunya itu jebol karena dindingnya terbuat dari triplek. Setiap tidur, dirinya harus berdempetan dengan anak bungsunya karena ruangan yang sempit dan hanya cukup untuk menaruh satu kasur saja.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Bangunan triplek rumah Nurhayati ini ada di bawah jembatan

Wanita lansia ini hidup dengan serba keterbatasan karena faktor umur juga sakit yang dialaminya selama satu tahun terakhir. Dalam menjalani kehidupan, Nurhayati hanya mengandalkan anak pertamanya bernama Ujang (32 ) yang bekerja sebagai tukang servise hp di rumah yang mereka tempati.

Sedangkan pekerjaan rumah tangga, terpaksa dilakukan oleh anak bungsunya bernama Aidah (18 tahun) yang kerap dipanggil Nyai. Selain Nurhayati yang sakit, Aidah juga terbilang tidak seperti anak normal pada umumnya, sejak kelas 2 SD sudah mengalami gangguan mental sehingga menyebabkan dirinya harus putus sekolah.

Nurhayati juga bercerita bahwa sudah 6 bulan dirinya tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Padahal sebelumya ia mendapat bantuan uang tunai Rp300.000,-.

“Dulu pernah, dapet uang 300ribu, tapi sekarang sudah 6 bulan tidak pernah dapet,”ucapnya sembari tetap terduduk di rumahnya.

Terkadang, karena pendapatan yang minim dan tidak lagi adanya bantuan itu, menyebabkan ibu dari dua anak itu sering makan tanpa lauk bahkan sampai kehabisan beras.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Baca Penjelasan Pemdes Peusing : https://kuninganmass.com/keluarga-nur-tinggal-di-kolong-jembatan-pihak-desa-sebut-selalu-jadi-prioritas-bantuan/

“Sekarang beras juga gak ada, neng. Biasanya Ujang ngasih kalo ada, karena sehari tu kadang gadapet uang. Semoga ada bantuan,” kata Nurhayati penuh harap. (eki/npr/mgg)

3 Comments

3 Comments

  1. Nana Mulyana SH

    25 Maret 2022 at 13:58

    Ya ALLOH kemana ini orang orang disekitarnya juga pemerintah daerah tolong tengoklah, ternyata masih ada orang begini di kampung

  2. Neni rukmiani

    25 Maret 2022 at 16:10

    Colek kepala desanya.

  3. Jaber

    26 Maret 2022 at 23:53

    Nggak respek betul.. orang di sekelilingnya..RT..kadus..kades.
    Aleg..camat .. bupati..

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version