Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Kebahagiaan itu Berawal dari Masjid

KUNINGAN (MASS) – Maulid Nabi Muhammad Saw banyak mengajarkan kepada kita semuanya untuk bisa hidup lebih baik dan bermanfaat, karena selain untuk bekal kelak di akhirat juga akan menguatkan rasa cinta, empati dan peduli terhadap sesama.

Masjid menjadi salah satu faktor sarana terbaik dalam pembentukan karakter tersebut yang diajarkan nabi kepada kita selaku ummatnya bahkan kepada orang yahudi sekalipun, sebagaimana dikisahkan seorang nenek-nenek buta yang sering mencaci maki nabi akan tetapi beliau membalasnya dengan santun dan lembut penuh kasih sayang, setiap hari menyuapinya pada waktu makan tiba.

Ketika Rasul tiada dan digantikan peran tersebut oleh Abu Bakar As-sidiq, lantas nenek tadipun memuntahkan suapan makanan yang ada dimulutnya karena berbeda dengan biasanya. Abu Bakar pun menjawab “beliau adalah Muhammad Saw” yang senantiasa dicaci nenek, seketika itu pula nenek tersebut menangis dan mengucapkan kalimat syahadat.

Begitulah akhlaq beliau ketika yang menyerang kepada dirinya, beliau balas dengan santun akan tetapi berbeda ketika menyerang kepada izzah Islam.

Masjid pada zaman Rasulullah Saw tidak hanya digunakan untuk tempat ibadah saja, akan tetapi fungsinya sangat banyak sekali diantaranya adalah sebagai pusat pendidikan, pengajaran dan pengembangan terutama berkaitan dengan Islam, sebagai pusat informasi, sebagai pusat kesejahteraan masyarakat sekitar dan masih banyak lagi yang lainnya.

Maka tugas kita saat ini sebagai ummat Islam untuk bisa memakmurkannya dengan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat terutama dalam pembinaan generasi muda untuk bisa melanjutkan perjuangan dakwah ini.

Firman Allah Swt :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At –Taubah : 18).

Intisari ayat di atas ada 4 hal peran masjid dan insya Allah akan membuat hidup kita bahagia, karena sejatinya bahagia tidak selamanya dengan materi. Yaitu :

1. Menjadikan masyarakat beriman kepada Allah Swt dan hari akhir

2. Menjadikan masyarakat senantiasa sholat, dan tunduk pada aturan Allah SWT

3. Mensejahterakan masyarakat

4. Menjadikan masyarakat merdeka, hanya takut kepada Allah SWT

Adapun arti kebahagiaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); keberuntungan; kemujuran yang bersifat lahir batin. Sedangkan menurut para ahli, salah satunya hal yang dikemukakan oleh Aristoteles (dalam Adler, 2003) bahwa Happiness atau kebahagiaan berasal dari kata “happy” atau bahagia yang berarti feeling good, having fun, having a good time, atau sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan.

Definisi kebahagian menurut para pemikir Muslim masa kini, salah satunya disampaikan oleh Cendekiawan Muslim, Prof Syed Muhammad Naquib Al-Attas, mendefinisikan kebahagiaan sebagai kesejahteraan yang bukan hanya lahiriah. Kebahagiaan tidak merujuk pada ketenangan pikiran. Ini adalah keyakinan diri akan hakikat segala yang ada.

Islam sendiri telah mengajarkan arti sebuah kebahagiaan (sa’adah) berupa kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, sebagaimana do’a yang biasa kita panjatkan setiap selesai acara atau akhir acara juga dikenal dengan sebutan do’a sapu jagat, yaitu firman Allah Swt dalam surat al-baqarah : 201

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَّفِى الۡاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka” (QS al-baqarah : 201 ).

Dengan demikian, sudah menjadi keharusan kita sebagai muslim untuk bisa dan membiasakan diri agar betah dan sering memakmurkan masjid terutama bagi seorang ayah sebagai kepala keluarga. Seorang ayah adalah pemimpin dalam keluarga dan pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hari kiamat, maka ajaklah keluarganya untuk bisa menunaikan shalat 5 waktu diawal waktu, mengaji serta berperan aktif dalam kepengurusan DKM masjid atau kalaupun tidak menjadi pengurus maka jadilah jamaah yang rajin dalam memakmurkan masjid.

Memakmurkan masjid menjadi pembinaan utama kami di pondok pesantren terpadu Al-Multazam kuningan, tidak hanya untuk santri tapi semua civitas akademika yang berada di dalamnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sebagai contoh konkritnya ialah untuk menghentikan semua aktifitas ketika adzan berkumandang dan berbondong-bondong menuju masjid, karena kami meyakini faktor ketaatan akan aturan Allah Swt serta shalat 5 waktu tepat pada waktunya disertai dengan amaliyah sunnah akan menambah keberkahan dan kebahagiaan lahir bathin baik di dunia maupun di akhirat. Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi website Al-Multazam di www.prs.almultazam.sch.id

Kebahagiaan itu bermula dari masjid, hal itu pula yang dirasakan penulis selama ini. Bermula dari bangun lebih awal untuk bisa bermunajat shalat tahajud kemudian bergegas menuju masjid untuk menunaikan shalat subuh dengan tidak lupa membawa infaq pagi karena efeknya sangat dahsyat dan dilanjutkan dengan membaca qur’an serta amaliyah lainnya semoga bisa istiqomah sampai ajal tiba, serta berharap semoga pembaca yang budiman bisa merasakan hal yang sama bahwasannya kebahagiaan itu bermula dari masjid.***

Devi Imron Rosadi, S.Pd.I
Bagian Dakwah DKM Masjid Al-Multazam
Kepala Lembaga Pembinaan mahasiswa STIQ Al-Multazam

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version