KUNINGAN (MASS) – Sebagai anggota DPRD Kuningan, H Chartam Sulaeman angkat bicara dalam menyikapi informasi yang beredar kaitan dengan bansos. Meskipun pada berita sebelumnya tidak disebutkan identitas anggota dewan yang diduga terlibat pengadaan sembako bansos namun ia ikut menanggapinya.
“Alhamdulilah kalau pun berita tertuju pada saya, itu berarti kampanye gratis saya,” ujar politisi yang kini menjabat ketua Partai Nasdem Kuningan tersebut Selasa (1/3/2021).
Dijelaskan, dengan saat sekarang pola bebas di pasaran baginya bagus sekali. Bansos KPM tunai lewat kantor pos. Kalau dulu yang ia amati, bansos lewat agen-agen yang sudah diplot oleh dinas pada suplier.
“Yang anehnya suplier tersebut tidak punya pabrik, tidak punya toko sembako, perusahaan pun pinjam,” ungkapnya.
Chartam menilai, mereka sudah tidak adil lagi dalam pembagian KPM pada suplier, dalam arti ada suplier yang menggarap banyak kecamatan. Padahal di daerah tersebut ada pabrik rakyat yang bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan daya beli, menggerakkan ekonomi pedesaan dengan produk kearipan lokalnya.
Barang pun, sambung dia, bisa berkualitas. Karena dengan harga yang cukup fantastis dari kemensos, banyak barang-barang yang diterima oleh KPM kurang layak dikonsumsi. Tentu itu mengundang pertanyaan, kemana uang yang fantastis tapi barang-barang kurang layak dan banyak KPM komplen tapi tidak ditanggapi.
“Mensos dulu memakai Bank Himbara lewat ATM BNI, yang tinggal gesek ATM di agen. Jadi banyak ditemukan pengaduan-pengaduan dari masyarakat yang mampu dapat bantuan, ATM KPM ada yang dipegang oleh pendamping. Hal ini banyak disalahgunakan,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, kartu ATM KPM dipegang pendamping. Gesek titip oleh saudaranya bisa dapat bantuan atau bisa diambil tanpa kehadiran orangnya. Berbeda dengan sekarang lewat kantor pos, cukup ketat. Pembagian uang tunai, tanpa orangnya datang maka tidak bisa dicairkan.
“Dengan bansos sekarang pakai uang tunai, bagus sekali. Saya mendukung karena akan mampu meminimalisir kebocoran-kebocoran uang negara. Yang berarti KPM bisa membeli bebas, yang penting sesuai dengan kegunaan yang sudah ditentukan oleh kemensos,” tandasnya.
Kalau orang menyarankan yang baik, menurut Chartam itu wajar-wajar saja. Yang penting jangan ada pemaksaan. Perlu diketahui, masyarakat sekarang sulit diarahkan karena sudah pinter-pinter. Apalagi uang sudah ditangan.
Dikatakan, sekarang pasar bebas karena regulasi tidak jelas. Siapa saja yang bisa memromosikan barang sembako yang lebih murah dan berkualitas pasti dikejar oleh konsumen.
“Dan alhamdulillah dengan adanya pembagian tunai dari mensos melalui kantor pos, khususnya grosir sembako Putra Cimahi rame sekali, warung-warung lain juga bisa menikmati rame. Coba bayangkan kalau pas pembagian KPM di desa-desa, di situ hadir buat stand promo Putra cimahi maka akan lebih rame lagi. Bebas kan menawarkan sesuatu?,” pungkas Chartam. (deden)