KUNINGAN (MASS) – Gerakan Persaudaraan Islam Indonesia (GAPAII) turut buka suara dalam persoalan diksi ‘limbah’ yang keluar dari Nuzul Rachdy.
Ketua GAPAII, Otong Muhidin dalam keterangan tertulisnya bahkan menyebut hal ini sebagai kado pahit menjelang hari santri.
“Kado pahit Nuzul Rachdy (Ketua DPRD, red) menjelang hari santri nasional,” tuturnya pada kuninganmass.com Selasa (6/10/2020) pagi.
Istilah lain juga keluar dari keterangan tertulisnya tersebut. Mulutmu harimaumu. Ungkapan ini, menurut Otong, dirasa pantas disandang Zul atas pernyataannya dalam sebuah video di media.
Nyatanya, kalimat politisi asal Manis Kidul ‘jangan sampai Husnul ini hanya membawa limbah, limbah wabah dan limbah segalanya’ ini, dalam waktu singkat menjadi buah bibir dan viral di masyarakat.
“Tidak patut seorang ketua dewan, seorang legislator, penyambung lidah rakyat berkoar seperti itu tentang pondok pesantren. Beliau itu seharusnya membantu memberikan solusi dan dukungan bagaimana solusi tentang permasalahan covid-19, ” jelasnya.
Otong menyebut, ungkapan tersebut melukai hati umat islam secara umum. Terlebih lagi, membuat kecewa para santri dan pengelola pondok pasantren tidak hanya di Kuningan, tapi di seluruh Indonesia.
Dirinya meminta, selain Zul meminta maaf secara terbuka, sebagai Ketua dewan segera lakukan konsolidasi dengan eksekutif dan pengelola pesantren untuk menuntaskan permasalahan.
“Karena kami akan terus memantau perkembangan masalah ini terutama agenda penyelesaian covid 19 di pondok-pondok pesantren dan sekolah-sekolah di Kabupaten Kuningan,” tegasnya. (eki)