KUNINGAN (MASS) – Kepala Desa Luragung Tonggoh Emnar Maeso Jenar SE merasa ragu, jika isu pemekaran Kuningan saat ini menuju kawasan kabupaten – kota, jadi solusi kesejahteraan dan pemerataan pembangunan.
Hal itu disampaikan Emnar pada kuninganmass.com, Minggu (26/12/2021) malam hari.
“Melihat tatangi sapalih wae (tetangga sebelah saja) di Tasik janten (jadi) timpang antara kota dan kabupaten. Apalagi Pangandaran dilepas janten kabupaten sendiri,” sebutnya.
Sementara andalan Kuningan, lanjut Emnar, sebetulnya pariwisata khususnya daerah pegunungan.
“Da ayeuna wae (Sekarang) pembangunan belum merata pak. Khusus daerah timur yang keadaan geografisnya kurang mendukung akan pariwisata,” imbuhnya lagi.
Menurutnya, sebelum mencuat wacana pemekaran harus diperbaiki terlebih dahulu sistem yang ada.
“Sistem birokrasi yang terintegrasi, pelayanan publik yang cepat, lalu transparansi yang merata,” lanjutnya.
Karenanya, kata Emnar, sebelum dimekarkan harus perkuat dulu SDM-nya. Karena ketika SDMnya sudah kuat, pasti yang tadinya tidak produktif juga akan jadi produktif.
Wacana Kuningan dipimpin dua orang (pemekaran) jadi wilayah kabupaten dan kota sendiri, mencuat belakangan ini. Beragam komentar dan tanggapan muncul.
Wacana itu, diambil dari sejarah Kuningan yang konon, dulunya dipimpin dua orang yakni Pangeran Arya Kemuning dan Pangeran Gebang di Luragung. (eki)