KUNINGAN (MASS) – Ketua DPC PDIP Kuningan Rana Suparman SSos berhasil mengendus sejumlah kadernya yang berani mengampanyekan caleg partai lain. Hasil penelusuran sementara, keberanian mereka akibat dari perintah seseorang.
“Tidak boleh kader partai, caleg kabupaten dan provinsinya dari PDIP, (sedangkan) caleg DPR RI-nya lain. Itu namanya pengkhianatan,” tegas Rana disela rapat konsolidasi PDIP di Grage Sangkan Hotel SPA, Senin (28/1/2019).
Ia mengaku telah mengidentifikasi kadernya yang berani bertindak seperti itu. Selain sudah ditegur, kini dirinya tengah menelusuri siapa yang memerintahkan mereka. Meski sudah mengantongi nama, Rana enggan menyebut identitas orang yang memerintahkan tersebut.
“Saya sudah tahu. Itu urusan internal (PDIP). Siapapun dia, saya akan bahas. Nanti dikonfrontir, bener gak diperintahkan. Kalau terbukti, urusan sanksi nanti DPP yang mutusin,” tandasnya tanpa mau menyebutkan nama terduga yang memerintahkan.
Rana menegaskan, PDIP adalah PDIP. Seluruh kader PDIP harus mengampanyekan caleg PDIP. Pihaknya meminta agar terbangun satu visi yang sama mulai caleg DPRD kabupaten, provinsi, RI, DPD RI sampai pasangan capres-cawapres.
“Harus satu arah, satu sikap. Dan target kursi pada pemilu tahun ini di DPRD Kuningan harus lebih dari 10. Kita kembalikan pada kemenangan pemilu 2009,” seru politisi yang kini menjabat ketua DPRD Kuningan itu.
Pada kesempatan tersebut, Rana juga menyinggung target raihan suara pilpres. Dikatakan, kekalahan Jokowi pada pilpres 2014 lalu harus dijadikan pelajaran berharga untuk kemenangan pilpres 2019.
“Di Kuningan ini harus lebih dari 50 persen. Pengalaman lalu harus jadi guru, acuan yang harus dirubah,” ujarnya.
Hadir dalam acara itu kader PDIP yang duduk di kursi bupati dan wakil bupati yakni H Acep Purnama dan M Ridho Suganda.
Ketua DPD PDIP Jabar, TB Hasanudin dalam pidatonya meminta agar kader PDIP di Kuningan kompak. Sebab kekompakkan tersebut akan menjadi kekuatan besar dalam memenangkan kompetisi pemilu tahun ini. (deden)