CILEBAK (MASS) – Kabar air dari sumber mata air yang berada di Desa Cilebak Kecamatan Cilebak ‘dijual’ ke Desa Pamulihan Kecamatan Subang beredar hangat.
Kabar yang santer belakangan itu, ternyata tidak hanya ditanggapi positif karena kabarnya bisa meningkatkan penghasilan desa.
Warga Cilebak, ternyata mempunyai kekhawatiran tersendiri, salah satunya diutarakan Taryo.
Taryo merupakan pengelola lahan di sekitar sumber mata air yang berlokasi di ‘taman’ Desa Cilabak.
Pada kuninganmass.com, dirinya mengkhawatirkan kebutuhan warga Cilebak yang akan terdampak karena ‘penjualan’ air tersebut.
“Belum tentu kebutuhan Cilebak itu terpenuhi. Penyuplaian ke rumah-rumah di Cilebak juga belum selesai. Apakah menjamin kecukupan? Berani-beraninya menjual air ke daerah luar,” ujarnya Senin (16/11/2020) malam.
Dirinya menuturkan, kalau kabar ‘penjualan’ air tersebut memang sudah sangat hangat. Sehingga, wajar saja ketika dirinya khawatir hal itu terjadi.
Apalagi, dijelaskan Taryo kebutuhan air sebenarnya akan terlihat pada nanti musim kemarau. Karena sumber air mengecil, distribusi air terpaksa harus dibagi-bagi.
“Dijadwal perdusun, misalnya. Kecuali kebutuhan air di Cilebak 100 persen terpenuhi,” serunya.
Kabar ‘penjualan’ air ini pun, sebenarnya dikonfirmasi oleh Kepala Desa Pamulihan Didi Setiawandi.
Sebagai calon penerima manfaat, dirinya saat ditemui menyebut ada kebutuhan di dua dusun yakni Dusun Menda dan Cikoneng, yang masuk wilayah Desa Pamulihan. (eki)