KUNINGAN (Mass) – Menjelang agenda mutasi jabatan PNS di lingkungan pemerintahan Kabupaten Kuningan pada Sabtu (31/12) besok, Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH sempat memberikan pernyataannya. Bahkan, Bupati Acep membantah jika dalam agenda tersebut didasarkan atas politik balas budi atau like and dislike.
“Kalau semangat PP 18 itu, kita sudah selesaikan yaitu penataan kembali SKPD. Tentu konsekuensinya akan menghasilkan keputusan, pertama ada yang pengukuhan, ada yang mengisi jabatan yang kosong, ada yang memang jabatannya atau dinasnya memang sampai tidak ada seperti Dishutbun, Dinas SDAP, dan BPLHD itu kan nomenklaturnya baru semua,” sebut Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH kepada para awak media.
Selain hilangnya sejumlah dinas kata Bupati Acep, adapula beberapa dinas baru seperti Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan lainnya. Jadi, ada yang memang pengelompokan maupun perumpunan sekaligus tentu mengandung konsekuensi dan akan beralihnya pula terkait dengan personal, aset-aset dan administrasi.
“Kalau untuk personal, saya rasa tidak terlalu sulit dan bukan menjadi suatu hal yang bangga. Karena, yang bangga itu adalah beralihnya aset dan administrasi,” tegasnya.
Konsekuensi yang lebih lagi lanjut Bupati Acep, dalam kurun waktu yang relatif singkat harus segera menyelesaikan pembenahan tersebut. “Kita menyusun APBD dengan dinas yang ada sekarang, pada saat nanti sudah berjalan tentunya yang akan melaksanakan adalah dinas-dinas baru, mungkin juga ada personal baru, disini adalah masa transisi dan situlah kita harus lebih mencermati untuk tidak menimbulkan masalah,” ungkapnya.
Bupati Acep mengaku, agenda mutasi nanti lebih didominasi oleh pengukuhan. Total jumlah pejabat yang bakal mengalami mutasi maupun promosi sendiri sekitar 1160 orang lebih.
Soal apakah ada politik suka dan tidak suka pada agenda mutasi pejabat tersebut, Acep membantahnya. “Saya rasa tidak ada istilah like and dislike, jabatan balas budi karena misalnya ada suasana politik dan lain sebagainya, saya rasa suasana sekarang tidak, yang saya rasakan tidak, dan saya yakinkan tidak,” tandasnya. (andri)