KUNINGAN (MASS) – Allah ta’ala berfirman di dalam Al-qur’an:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18).
Para ulama sepakat bahwasanya ayat diatas adalah dalil pokok dalam pembahasan muhasabah. Hal ini dikarenakan bahwa Allah memanggil orang-orang beriman untuk bertaqwa kepada-Nya, kemudian Allah memerintahkan agar setiap jiwa melihat apa yang mereka lakukan untuk hari esok. Allah menyuruh kita untuk memperhatikan hari esok agar kita sadar bahwa kehidupan kita di dunia hanya sementara. Oleh karenanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga telah menyebutkan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang telah mempersiapkan hari esoknya (akhirat) yang dia akan hidup selama-lamanya.
Kemudian Ibnul Qayyim rahimahullah juga menyebutkan beberapa perkataan salaf tentang muhasabah. Di antaranya adalah perkataan Imam Ahmad dari Wahab rahimahullah. Beliau berkata yang artinya: “Telah tertulis dalam hikmah-hikmah keluarga Daud, bahwa wajib bagi seorang yang berakal agar tidak terlalaikan dengan empat waktu. Yaitu waktu dimana dia bermujat dengan Rabbnya, dan waktu dia menghisab jiwanya, dan waktu yang dia bersama dengan teman-temannya yang memberitahukan tentang kesalahan-kesalahannya dan jujur atas dirinya, dan waktu dia berdua antara dirinya dan kesenangan yang halal dan yang terpuji.” (Muhasabah An-Nafs – Ibnu Abi ad-Dunya 1/30)”
Kehidupan kita saat ini adalah kehidupan yang semu, dan semua kita akan meninggal dunia. Akan tetapi yang menjadi perhatian kita adalah bagaimanakah kehidupan kita yang sesungguhnya di kampung akhirat? Sudahkah kita mempersiapkan untuk kehidupan kita yang abadi di akhirat kelak? Maka dari sini kita sadar tentang pentingnya pembahasan muhasabah. Para ulama menjelaskan bahwasanya muhasabah adalah langkah awal agar kita memperbaiki diri kita. Dan Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa meninggalkan muhasabah adalah di antara sebab seseorang mudah bermaksiat kepada Allah.
Lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita senantiasa menemukan semangat untuk bermuhasabah? Di antara hal yang membuat kita semangat bermuhasabah adalah:
1. Yakin bahwa semakin banyak kita menghisab diri kita di dunia, maka hisab kita di akhirat akan ringan.
2. Bergaul dengan orang-orang yang mengingatkan kita tentang akhirat
3. Ziarah kubur
4. Menghadiri majelis ilmu
5. Berdoa kepada Allah جل جلاله untuk dimudahkan untuk bermuhasabah
Harus kita ingat bahwa kesukesan yang sejati adalah kesuksesan di akhirat, serta keruguian yang sesungguhnya adalah kerugian di akhirat pula. Percuma seseorang sukses di dunia, punya rumah banyak, punya mobil banyak, punya pakaian yang mewah, punya pembantu yang banyak, akan tetapi tidak sukses di akhirat. Sesungguhnya seluruh perbendaharaan dunia tersebut akan ditinggalkan dan tidak akan ada yang dibawa masuk ke kuburan.
Jika sekiranya kita merasa gagal meraih sesuatu yang kita hendaki di dunia, maka mari kita usahakan agar kita tidak gagal pada kehidupan kedua kita (akhirat).
Oleh: Yasfia – Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhshiyyah)
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah Kuningan