KUNINGAN (MASS) – Di tengah upaya membangun konektivitas jalan yang lebih efektif di Kabupaten Kuningan, proyek Jalan Lingkar Selatan (JLTS) menjadi salah satu harapan besar. Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, JLTS merupakan simbol dari harapan jangka panjang untuk mengurai kepadatan lalu lintas kota dan memperlancar mobilitas ekonomi kawasan selatan. Namun, jalan menuju realisasi proyek tersebut tak selalu mulus.
IDinas PUTR Kabupaten Kuningan melalui Kabid Binamarga Teddy Sukmajayadi mengonfirmasi, hingga awal 2025, sebanyak 65% lahan untuk proyek JLTS telah berhasil dibebaskan. Progres itu dianggap signifikan mengingat kompleksitas pembebasan lahan yang melibatkan ratusan bidang milik warga, tanah negara, hingga fasilitas publik.
Ia menyebutkan, pihaknya terus mengawal proses pembebasan sisa 35% lahan, khususnya di wilayah dari Citangtu menuju kantor PUPR.
“Kami tetap optimis. Meskipun sempat tertahan karena gagal bayar dan efisiensi anggaran, kita tetap siapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan agar bisa diakses pemerintah provinsi dan pusat,” ujarnya dalam podcast Kuningan Mass, Sabtu (19/4/2025).
JLTS sendiri memiliki panjang sekitar 9,56 kilometer, dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp440 miliar. Satu jembatan besar menjadi bagian dari proyek itu, yang menurut Tedi akan menjadi ikon baru Kuningan jika terwujud.
“Gambarnya sudah ada. Speknya tinggi, karena mengikuti standar kementerian. Bahkan lebih tinggi dibanding jalan nasional biasa,” tambahnya.
Pemerintah daerah, melalui komunikasi intensif dengan Balai Besar Jalan Nasional serta Pemprov Jabar, terus melakukan pendekatan agar JLTS masuk dalam skala prioritas. Tak hanya itu, keterlibatan DPR RI dan DPRD Jabar juga disebut cukup aktif dalam mengawal usulan tersebut.
“Kita sudah memenuhi syarat teknis. Sekarang tinggal momentum dan rezeki anggaran. Kami berharap 2025 jadi titik awal pembangunan fisik JLTS meskipun bertahap,” ungkapnya. (argi)
Tonton selengkapnya di sini :