KUNINGAN (MASS) – Bupati Kuningan H Acep Purnama diganjar penghargaan Pupuhu Pangaping Ajen Parasamya Budaya PWI Jawa Barat.
Penghargaan itu, diterima Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kuningan Dr Wahyu Hidaya mewakili Bupati, pada malam Anugrah Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat di Kabupaten Karawang, Sabtu (20/5/2023) malam.
Anugerah tersebut, diserahkan langsung oleh Ketua Umum PWI Atal Sembiring Depari, didampingi Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat.
Atal S Depari dalam kesempatan itu mengatakan peran jurnalis dalam sosialisasi kebudayaan dan sumbangsih pemikiran pembangunan di setiap jenjangnya.
“Karena itu, penting kiranya bagi wartawan untuk memahami dan turut mengkampanyekan budaya asli Indonesia, agar tetap terjaga,” ujar Atal.
Dalam peringatan HPN sendiri, nampak dimeriahkan dengan Gelaran Seni Budaya Napak Jagat Tarumanagara dan Bazar UMKM. Bahkan dihadiri juga sejumlah delegasi negara.
Pasca menerima anugerah tersebut, Bupati Acep melalui Dr Wahyu Hidayah M Si menjelaskan bahwa budaya merupakan tradisi yang turun-temurun yang harus dipertahankan, dihormati, dan dijaga.
“Jika kebudayaan (kearifan lokal) dipertahankan, maka akan timbul rasa kemandirian, rasa hormat kepada orang tua, rasa sayang kepada lingkungan sekitar, termasuk merawat, menjaga, dan melestarikan daerah (desa) sendiri,” kata Wahyu.
Menurutnya, potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Kuningan perlu dilestarikan. Berawal dari kecintaan dan membangun desa, maka akan lahir sebuah komitmen untuk mencintai daerahnya sendiri.
“Bupati Kuningan mengekspos budaya dengan pembahasan Ngarumat Budaya Kuningan, Ngariksa Alam, Mapag Swasembada Pangan,” jelasnya kenapa Bupati bisa mendapat penghargaan.
Sebelumnya, Bupati Kuningan meraih Prestasi Anugrah Budaya dari Presiden RI pada Hari Pers Nasional (HPN) Tingkat Nasional yang digelar pada 9 Februari 2023, di Medan, Sumatera Utara.
Adapun, kemeriahan HPN tingkat Jawa Barat dengan mengusung tema Napak Jagat Tarumanegara itu, sangat terlihat. Dalam acara itu, ada perlombaan tarian Pasanggiri Jaipong Nyi Ronggeng dengan peserta dari seluruh Jawa Barat.
Dengan mengarak bedog (golok, red) berukuran 7,2 meter, dengan berat mencapai satu ton, bedog lubuk menjadi simbol perjuangan dan lambang Karawang.
Selain itu, ada berbagai kesenian tradisional dan penampilan penari dari tiga negara, yaitu India, Singapura, dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut merupakan anggota FIDAF, Federation Of International Dance Festival. (eki)