KUNINGAN (MASS) – Prospek PDAM Tirta Kamuning ke depan setelah berubah status jadi Perumda (Perusahaan Umum Daerah) cukup bagus. Lantaran bisa mengembangkan sayap usaha yang berorientasi profit, pendapatan pertahunnya bisa mencapai Rp3 miliar lebih.
“Kita bisa bekerjasama dengan investor dalam usaha penjualan air curah (baku), AMDK (air minum dalam kemasan) dan juga usaha mobil tengki air,” sebut Direktur PDAM, H Deni Erlanda SE MSi, belum lama.
Estimasi pendapatan ini dilihat dari satu jenis usaha saja, yaitu penjualan air curah. Ia mengaku investornya sudah ada, tinggal negosiasi dengan Indramayu dan Kabupaten Cirebon. Apabila perliternya PDAM kebagian Rp250 maka pertahun bisa mengantongi Rp3 miliar.
“Minim-minimnya Rp2 miliar. Kerjasamanya kita tidak mengeluarkan biaya. Untuk mata air, dari 11 titik yang telah diijinkan BTNGC, hanya 6 titik mata air yang dapat dimanfaatkan karena posisinya di bawah,” ungkapnya.
Sedangkan untuk usaha AMDK, Deni belum bisa mengestimasikan. Visinya, AMDK tersebut nanti harus kualitas nomor 1 yang mampu bersaing dengan produk AMDK yang selama ini beredar di pasaran.
“Insya Allah profit untuk usaha AMKD ini pun besar, belum lagi kita bisa melakukan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak. Untuk pasar local, kita nanti akan meminta bantuan kebijakan bupati,” kata Deni.
Untuk usaha tengki, armada yang dimiliki dapat dikomersilkan tanpa mengenyampingkan jalur sosial. Ia mencontohkan ketika memiliki 5 armada tengki, 2 tengki bisa dikomersilkan sehingga membutuhkan divisi khusus.
Meski perda (peraturan daerah) perubahan status PDAM menjadi Perumda telah dikabulkan gubernur, penerapannya akan dilaksanakan pada 2020 nanti. Perubahan status tersebut berkonsekuensi pada perombakan struktur.
“SOTKnya baru, jadi nanti kita akan lakukan dulu perombakan secara total. Kalau dianalogikan, kita akan ganti baju baru sehingga harus mandi dulu untuk bersih-bersih,” pungkasnya. (deden)