Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Cemas 2045?

KUNINGAN (MASS) – Kita ketahui bersama, bonus demografi di negeri ini merupakan sebuah kelebihan yang sudah seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin, karena jika tidak dapat dipersiapkan akan dominasi usia produktif ini, bukan tidak mungkin gagasan yang awalnya “Indonesia Emas”, menjadi “Indonesia Cemas”, disini berbagai elemen sangat diperlukan untuk bisa mewujudkan harapan besar titik tolak negara ini menjadi negara yang berperadaban maju. 

Disini, integrasi antara agama serta filsafat sangat penting dan berpengaruh terhadap kemajuan peradaban di Indonesia. Meskipun pendekatan dari keduanya berbeda, namun agama dan filsafat memiliki potensi yang sama untuk berintegrasi dan saling melengkapi demi tujuan yang sama dan sangat urgent untuk terus diusahakan, yaitu memajukan suatu peradaban. Ketimpangan diantara peran agama dan filsafat membuat proses kehidupan tidak dapat berjalan dengan baik dengan progresifitas yang maksimal, berbeda dengan ketika mengintegrasikan antara keduanya.

Agama, pada dasarnya, berfokus pada dimensi spiritual dan nilai-niai moral, yang juga berisikan ajaran nilai-nilai seperti kasih sayang, keadilan juga kebijaksanaan. Melihat beberapa prinsip agama tersebut, disini filsafat dapat mempertimbangkan implikasi dan penerapan nilainilai tersebut dalam sudut pandang yang lebih luas, termasuk pembangunan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Kemudian disisi lain, filsafat mencoba untuk memahami realitas yang ada secara rasional dengan penalaran yang tajam, mendalam dan menyeluruh. Filsafat menggunakan metode analitis yang mendalam untuk mempertanyakan serta mempelajari setiap aspek kehidupan manusia. Dengan mempertimbangkan persfektif agama, filsafat akan memperkaya pemahaman manusia tentang makna hidup, eksistensi tuhan, dan kewajiban moral. 

Advertisement. Scroll to continue reading.

Situasi dan kondisi agama serta filsafat saat ini di negeri ini terjadi ketimpangan. banyak fenomena terjadi akibat ketidak seimbangan penerapan nilai-nilai agama dan filsafat di masyarakat. For example

  • Konflik internal antar agama, perbedaan aliran madzhab atau teologi.
  • Kondisi intelektual masyarakat yang rendah.
  • Angka pengangguran serta kemiskinan yang masih relatif tinggi.
  • Situasi masyarakat yang labil dan mudah di adu domba.

Integrasi antara Agama dan Filsafat dapat membantu untuk bidang pengembangan pengetahuan dan teknologi dengan pertimbangan etika yang lebih baik dan seimbang. Agama bisa memberikan kerangka kerja nilai- nilai moral etiks, sementara filsafat dapat membantu merumuskan prinsip-prinsip etika yang lebih umum dan dapat diterapkan dalam berkehidupan yang lebih luas. Metode pengumpulan dan penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif. 

Kolaborasi yang seimbang antara Agama dan filsafat dapat membantu menjelaskan dan mempertanyakan dasar-dasar kebebasan beragama secara rasional, kemudian agama dapat memberikan sudut pandang sepiritual dan praktis tentang pengalaman kebebasan dalam beragama. Oleh karena itu keterkaitan dan keseimbangan  tersebut dapat memfasilitasi dialog antara pemikiran agama yang berbeda, serta mempromosikan pemahaman juga toleransi antara umat beragama yang berbeda. Filsafat dapat melakukan identifikasi kesamaan dan perbedaan konsep yang ada pada setiap agama dan memfasilitasi diskusi yang konstruktif tentang pandangan tentang tuhan, moralitas, dan hak asasi manusia. 

Penting untuk dijadikan catatan bahwasanya Integrasi seperti ini mengharuskan adanya kesediaan dari berbagai pihak yang ada dan terlibat didalamya utuk dapat terbuka dan menghargai sudut pandang dan keyakinan orang lain. Selain itu, konteks historis, budaya dan sosial, ketiganya sangat berperan dalam memperngaruhi cara kolaborasi semacam iitu dapat terjadi.

Demi mewujudkan keinginan serta harapan kita semua, yaitu bangsa yang ber peradaban maju, berbagai elemen harus bisa bersinergi untuk dapat mewujudkan itu semua, kemudian integrasi antara filsafat dan agama harus menjadi titik awal perubahan yang bisa merubah dasar dasar pola pikir dan tingkah laku warga masyarakat di Indonesia.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Revolusi mental dan pendidikan karakter pun sejatinya menjadi solusi yang harus terus bisa direalisasikan dalam berbangsa dan bernegara. Dengan banyak nya upaya serta dengan melibatkan banyak elemen yang iku serta didalamnya, gagasan “Indonesia Emas 2045” dapat sedikit demi sedikit dicalai sesuai dengan tujuan tersebut. Serta menghilangkan stigma negativism yang beredar di masyarakat tentang “Indonesia Cemas 2045” tersebut. 

Penulis : Muhammad Ragil Ar-Raqiib

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version