KUNINGAN (MASS) – Tak henti lidah kita akan bergumam penuh rasa syukur, tatkala kita mengenal lebih dekat tentang alam Indonesia. Indonesia memiliki potensi parawisata yang sangat luar biasa, didukung oleh keindahan alam yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tak heran jika banyak Negara di dunia begini iri dengan keindahan Indonesia, apalagi jika semua potensi parawisata ini di eksplor dan dikemas menjadi paket – paket indah untuk ditawarkan pada masyarakat dunia.
Beberapa tamu Negara yang pernah berkunjung ke Indonesia, selalu takjub, bangga dan kagum dengan indahnya Indonesia. Kalau melihat gedung tinggi dan mal – mal besar bagi mereka sudah biasa, tapi begitu melihat keindahan alam Indonesia baru luar biasa. Keindahan alamnya sulit untuk bias ditemukan di negaranya. Ini adalah karunia Tuhan yang dititipkan pada negeri ini sebagai amanah yang wajib dijaga kelestariannya. Sebuah narasi normative yang tidak berlebihan, justru bahasa penuh kesedrhanaan dalam mendeskripsikan Indonesia milik kita semua.
Pada episode kali ini, saya ingin menulis tentang Taman Prasejarah yang masih ada di muka bumi, yaitu Leang – leang yang terletak di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Saat kita mendarat di kota Makasar, mungkin akan mengunjungi Benteng Fort Rotterdam ataupun Pelabuhan Poetere. Indah, khas dan bernilai sejarah. Tapi kalau ingin menikmati keindahan alamnya, kita perlu sedikit bergeser keluar kota Makasar, tepatnya kabupaten Maros yang bias ditempuh dengan perjalanan darat sekitar satu jam dari kota Makasar.
Pegunungan batu kapur (Karst) akan menghiasi pemandangan selama perjalanan mendekati lokasi tujuan wisata. Kawasan ini dikenal sebagai sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di China, dan telah berumur. Kawasan ini diperkirakanmemiliki 286 goa, dan sekitar 30 goa diantaranya merupakan Goa prasejarah.
Di salah satu goa yang terdapat disana, kita bisa menemukan bukti tapak tangan manusia purba yang berumur ribuan tahun. Goa-nya memang agak sempit dan jalan-nya agak licin, oleh karena itu kita harus ekstra hati – hati saat menelusuri keindahan setiap lekukan dalam goa ini. Di sanalah kita akan menemukan tempat yang dulu dijadikan tempat tinggal manusia purba. Di dindingnya ada gambar – gambar dan bekas telapak tangan mereka. Bukan mistis, melainkan jejak peradaban yang pernah ada. Konon menurut sebagian pendapat bahwa gambar – gambar tersebut dibuat dengan tujuan sebagai ritual keagamaan yang mereka anut, sekaligus sebagai symbol eksistensi mereka.
Jadi tujuan wisata ini menjadi sorga bagi para pecinta keindahan goa – goa yang tidak akan pernah habis untuk dieksplor. Bahkan banyak goa yang masih perawan karena belum terjamah oleh anak manusia. Jika anda para pecinta wisata Goa, datanglah ke tempat ini. Sungguh menantang, mendebarkan dan penuh rasa penasaran bagaimana Goa di zaman Prasejarah masih bisa kita nikmati saat ini.
Ayo kita cintai Indonesia dan dukung kemajuan parawisata Indonesia sebagai pundi – pundi masa depan devisa Negara. Bersyukurlah selalu bahwa betapa indahnya negeri kita, Indonesia tercinta.***
Penulis : Dede Farhan Aulawi (Komisioner Kompolnas RI)