KUNINGAN (MASS) – Perhelatan Tour de Linggarjati seri ke-6 bertajuk “Menjelajah Martapada”, Jumat-Minggu (16-18/12/2022) ini, nampaknya bukan hanya direspon positif, tapi juga dikeluhkan.
Setelah sebelumnya dianggap turun “kelas” jadi event lokal karena tidak ada peserta dari mancanegara, kegiatan TdL juga dipertanyakan. Seperti yang diajukan Presiden Mahasisiwa Unisa Kuningan, Reza Maulana.
“Sebenarnya apa urgensi dari Tour de Linggarjati ini? Baru saja kita kembali dari pandemi covid 19 yang melanda selama 2 tahun terakhir. Dampak secara ekonomi ataupun politik pun apa dari kegiatan ini? Malah menghambat masyarakat Kuningan dalam beraktivitas karena banyak sekali jalan yang ditutup apalagi di sekitar pusat kota,” sebut Reza, Sabtu (17/12/2022) kemarin.
Dirinya menyayangkan terselenggaranya kegiatan ini tanpa mempertimbangkan aktivitas masyarakat. Banyak masyarakat mengeluhkan dengan dialihkannya arus lalu lintas disekitaran kota, dan berimbas kepada kegiatan ekonomi masyarakat yang menurun karena perhelatan Tour de Linggarjati.
“Pengalihan jalur lalu lintas pun dinilai semrawut sehingga mengganggu aktivitas warga. Seharusnya pemerintah lebih bijak lagi dalam memilih program atau kegiatan yang memberikan dampak positif untuk masyarakat Kuningan, baik dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sejenisnya,” tuturnya.
Hal senada juga diutarakan warga sekitar, Rendi. Dirinya mengaku tidak setuju soal TdL. Menurutnya, hal itu justru menyiksa rakyat karena jalur ekonomi dan akses lainnya terhambat.
“Kuningan kota sebagai jantungnya Kabupaten Kuningan dimana-mana jalan ditutup sementara, menghambat masyarakat dalam beraktivitas. Pengaturan arus lalu lintas yang buruk,” sebutnya.
Dari pantauan kuninganmass.com sendiri, akibat penutupan jalur itu memang mengakibatkan penumpukan kendaraan dimana-mana. Sebut saja jalur alternatif sekitar Jl Dewi Sartika, atau tembusan Pasar Kepuh dari Jl Aruji, ratusan kendaraan nampak berjejer dan susah untuk melaju di jalanan. (eki)