KUNINGAN (Mass) – Ponpes Husnul Khotimah yang berlokasi di Manis Kidul Jalaksana mendapat kunjungan langsung dari Parokial Gereja Cigugur belum lama ini, Jumat (23/9). Dalam kunjungan itu, bertujuan untuk berdialog dan jajak pendapat, yang diterima langsung jajaran pengurus Ponpes di gedung pertemuan Darul Arqam ponpes tersebut.
Hadir dari Parokial Gereja, Romo Abu Kasman selaku ketua Paroki Kabupaten Kuningan ditemani Suster Margaret Johnson dari USA, Suster Maria Ana dari Republik Ceko, Suster Theresiaku dari Taiwan, beserta 5 orang Suster dari Indonesia. Dari lingkungan Ponpes sendiri dihadiri oleh beberapa orang santri dan guru Ponpes Husnul Khotimah.
Secara khusus disampaikan, kunjungan ini dilakukan untuk mengenal Ponpes Husnul yang memiliki banyak santri. Selain itu, bertujuan untuk mengenal potret umat Islam di Kabupaten Kuningan yang sudah sejak lama dapat hidup rukun dan berdampingan dengan umat Kristen.
“Kerukunan dan Kedamaian sudah biasa dan menjadi darah daging agama kami (Islam). Islam sangat responsif terhadap perbedaan dan mengakui Agama Kristen dan Yahudi. Islam mengakui Taurat, Injil dan Zabur, jadi pada prinsipnya Islam sangat ngemong agama samawi,” papar KH Achidin Noor MA, selaku tuan rumah.
Achidin yang juga memiliki hubungan dekat dengan Romo Abu Kasman menyambut baik kunjungan parokial ini, sebagai salah satu hal yang bisa menjalin kerekatan hubungan yang baik dan harmonis, antara pemeluk Islam dan Kristen di Kuningan.
Sementara, Romo berterima kasih atas sambutan hangat yang diterima dari pihak pondok pesantren. Ia mengatakan, Gereja Pusat telah menegaskan agama Islam dan umatnya tidak memiliki kaitan apapun dengan terorisme, seperti yang selama ini gencar diberitakan media internasional.
“Teroris bukan Islam, dan dari Gereja Pusat sudah memerintahkan kepada seluruh gereja bahwa umat Islam bukan teroris,” tandasnya.
Acara dilanjutkan dengan tanya jawab antara santri dan para suster yang hadir dalam kunjungan tersebut. Beberapa santri yang hadir terlihat cukup antusias. Salah satu santri yang hadir menanyakan kepada para suster mengenai pendapat mereka tentang agama Islam.
Suster Margareth, seorang biarawati yang berasal dari Amerika Serikat menjawab agama Islam itu sama dengan agama lain yang ada di dunia ini. “Di dunia ini ada berbagai macam agama, multietnik, multiras, multiagama, dan semuanya harus saling menghormati. Jangan menilai seluruh orang Amerika berpendapat seperti Donald Trump karena dia sedang kampanye ingin terpilih sebagai presiden, karena pendapat dia tidak mewakili orang Amerika. Itu hanya pendapat pribadi saja,” ujarnya.
Selain suster Margareth, suster Maria Ana yang berasal dari Republik Ceko juga turut menyatakan kekagumannya terhadap toleransi beragama yang ada di Indonesia, khususnya di Kuningan. Dia menyatakan pernah berkunjung ke beberapa negara di dunia, tetapi tidak ada yang seperti Indonesia.
“Ketika saya berkunjung ke negara Indonesia lebih khusus Kuningan (Husnul Khotimah) saya merasa kaget, karena tidak seperti yang saya bayangkan. Suasananya sangat bersahabat dan disambut dengan hangat dan antusias disambut santri dan guru,” ujarnya antusias.
Dalam sesi terakhir, Romo Abu Kasman mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya terhadap pihak pondok pesantren. Dia secara jujur mengatakan tidak menyangka dengan penyambutan dari pesantren yang penuh dengan keramahan dan kasih sayang.
Di sela-sela pembicaraan saat terdengar adzan Ashar, Romo terlihat menghentikan pembicaraannya dan mendengarkan adzan hingga selesai. Hal ini dia lakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap adzan ashar yang dikumandangkan.
“Saya sering tersentuh dan merasa damai bila mendengar adzan atau bacaan Qur’an,” ujarnya setelah adzan selesai berkumandang.(andri)