KUNINGN (MASS) – Kegiatan Heman Ka Budak (HKB) yang digelar rutin setiap Car Free Day menjadi tempat ekspresi para pelaku seni yang ada di Kabupaten Kuningan. Mereka selama ini seolah mendapatkan ruang yang selama ini tidak didapatkan dan warga pun merasa terhibur dengan adanya HKB itu.
Namun pasca pengasuh HKB Dodon Sugiharto MPd pindah menjadi Sekertaris Disporapar permasalah mulai timbul karena HKB itu diklaim merupakan bentukan Bidang Kebudayaan Disdikbud Kuningan pada era Dr Dian Rachmat Yanuar MSi.
Bupati Kuningan H Acep Purnama pada saat hadir dalam HKB pada tanggal 22 Desember 2020 meminta kepada pengasuh HKB untuk melanjutkan program itu meski harus pindah tugas. Dodon sendiri pada saat itu mengaku siap untuk melanjutkan HKB.
Namun ternyata karena saat ini Kabid Kebudayaan dijabat oleh Emup Muplihudin maka secara otomatis dilanjutkan. Awalnya menurut pengakuan dari pengasuh HKB Dodon, Kabid Kebudayaan baru mengaku tidak sanggup meski akhirnya tiba-tiba sanggup.
HKB sendiri saat ini mendapatkan alokasi dana Rp50 juta dari pemerintah. Karena tidak ingin berpolemik maka Dodon menyerahkan HKB ke Emup dan Dodon memilih melanjutkan kegiatan dengan nama lain yakni GaYa atau Gelar Budaya CFD.
Ternyata saat ini HKB juga terus dilanjutkan sehingga pada hari Minggu ada dua kegiatan yakni HKB dan GaYa. Menurut Dodon, menyelenggarakan GaYa karena sudah terbiasa menggelar kegiatan seperti itu dan tidak ingin mereka yang biasa diberikan ruang tiba-tiba menghilang.
“Saya mah sejak dulu tanpa ada bantuan biaya pun bisa jalan karena memang tujuannya ingin memberikan wadah bagi mereka yang mempunyai kemampuan dalam berbagai bidang,” tandasnya.
Terpisah, Kabid Kebudayaan Emup Muplihudin, mengaku HKB sudah berjalan tiga kali dan lokasinya tetap di perempatan Syiarul Islam. Terkait adanya Gelar Budaya ia berencana akan melakukan “tabayyun” dengan Sekretaris Disporapar.
“Kalau GaYa ada, ya ga apa-apa. Biar ruang ekspresinya semakin banyak dan lebih terbuka ruang masyarakat untuk berekspresi,” tandasnya. (agus)