KUNINGAN (MASS) – Studi banding ke luar pulau yang tengah dilaksanakan seluruh wakil rakyat, disesalkan oleh pemerhati. Salah satunya Soejarwo selaku ketua F-Tekkad yang menilai tiap studi banding atau kunjungan kerja tidak pernah terdengar hasilnya.
Dia mengakui keberangkatan seluruh anggota dan pimpinan DPRD Kuningan ke luar Pulau (Bali dan Medan) sudah tercantum dalam Renja (Rencana Kerja) DPRD di 2020. Mata anggaranya pun sudah “terpampang” dalam APBD 2020 hasil pembahasan Legislatif dan Eksekutif.
“Kendati demikian, tentu tak berlebihan jika memunculkan berbagai pertanyaan dari masyarakat terutama menyangkut hasil dari kunker tersebut,” ujarnya, Rabu (26/2/2020).
Siapapun, sambungnya, akan bertanya apakah hasil kunker yang telah menghamburkan biaya tidak sedikit itu dapat diterapkan di kabupaten yang saat ini mendusuki Peringkat ke 2 sebagai Kabupaten Termiskin di Jawa Barat.
“Masyarakat sudah terlalu sering mendengar berbagai kegiatan kunker para Wakil Rakyat Yang Terhormat tersebut ke berbagai kota baik yang ada di Pulau Jawa maupun yang lintas pulau, tapi belum pernah terdengar penerapan hasil kunker dan berdampak positif bagi Kabupaten Kuningan,” ucapnya.
Dikhawatirkan, imbuh pria yang kerap disapa mang Ewo ini, daerah yang menjadi tujuan kunker memiliki karakter yang jauh berbeda dengan Kuningan. Sehingga hasil kunker menjadi sia-sia dan hanya menghasilkan setumpuk hasil selfie para wakil rakyat.
Selain mempertanyakan penerapan hasil kunker yang tidak pernah “terdengar”, keberangkatan mereka ke Bali dan Medan memunculkan kesan kurangnya rasa empati anggota Legislatif terhadap berbagai persoalan yang ada di daerahnya.
“Seperti terkatung-katungnya penyelesaian yang menyangkut masyarakat yang terdampak pembangunan waduk Cileuweung, persoalan yang muncul di Desa Paniis, maupun banyaknya infrastruktur terutama jalan yang saat ini perlu mendapat perhatian karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan,” tukasnya. (deden)