KUNINGAN (MASS) – Setelah lewat hari tasyrik, tiga hari waktu qurban setelah idul adha, banyak hal yang harus jadi hikmah untuk umat islam. Setidaknya, ada empat poin yang harus diteladani dari kisah keluarga Nabi Ibrahim, kisah yang sering dianggap sebagai cikal bakal idul qurban.
Keempat hikmah Idul Adha itu, disampaikan langsung Ketua STKIP Muhammadiyyah Nanan Abdul Manan M Pd.
“Inti dari Idul Adha itu, bagaimana kita meneladani dari apa yang dilakukan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar,” ujarnya di momentum pelaksanaan Qurban kemarin.
Keempat hikmah itu, lanjut Nanan, mulai dari kisah Nabi Ibrahim yang demokratis saat mendapat wahyu berupa mimpi untuk menyembelih sang anak, Nabi Ismail. Kala itu, Nabi Ibrahim mengkomunikasikan hal itu kepada Nabi Ismail.
“Dan ini, jadi citra positif untuk pemimpin hari ini, bahwa untuk memutuskan sesuatu harus dipertimbangkan dan dikomunikasikan terlebih dahulu,” ucapnya.
Hikmah selanjutnya yang bisa diteladani, lanjutnya, Nabi Ibrahim adalah sosok yang selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT. Nabi Ibrahim juga sosok suami dan kepala keluarga yang bijaksana. Sebelum menjadi pemimpin umat, seseorang itu harus juga bisa memimpin di keluarga.
“Terakhir, Ibrahim adalah nabi yang senantiasa taat, sehingga beliau contoh teladan, bagaimana beliau mampu melaksanakan ritual keibadahan vertikal dan horizontal,” tuturnya.
Sebelum menjelaskan hikmah Idul Adha, Nanan mengatakan pelaksanakan Idul Adha untuk perserikatan Muhammadiyyah dilakukan sehari sebelum Idul Adha yang ditetapkan pemerintah. Pada Sabtu (9/7/2022) lalu, ada tiga tempat Muhammadiyyah yang menggelar shalat ied, yakni STKIPM Kuningan, SMK Muhammadiyyah 3Jalaksana, serta PCM Kutaraja Maleber.
Di STKIP sendiri, diperkirakan lebih dari 2000 jemaah dari berbagai penjuru Kuningan, mengikuti pelaksanaan Idul Adha di STKIPM Kuningan dengan Imam Ust Samyaji Lc dan Khatib Ust Dadan Rohmatun Lc. (eki)