KUNINGAN (MASS) –
Haymarket dan may day
Saksi betapa pilu kisah pekerja yang begitu sendu
Manusia yang disita dengan jam kerja
Atau disita dengan segala aturan sebelah mata
Lagi-lagi kisah sebagian dari terbangunnya suatu bangsa, selalu diisi dengan tragis dan amat miris
Atau kisah yang terjajah kolonialis atau imprealis, dari batavia hingga berubah menjadi jakarta, kaum buruh masih belum dipenuhi hak-hak kerjanya
Bagaiman mereka dieksploitasi oleh pengusaha, atau oleh aturan kerja, seperti bukan manusia, yang diperlakukan seenaknya saja
Lantas juga perjuangan dari may day pada tiap tahunnya, jadi upacara menuntut merdeka atas terpenuhinya hak para pekerja
Marsinah sudah dipaksa tutup usia, pelakunyapun entah tidak tahu siapa, mata kitapun nampak diam membiarkan begitu saja
Sedangkan para pekerja dibiarkan bersuara hingga menemui hausnya
Gaji dan tunjangan alasan kenapa mereka turun kejalan, filosofis tentang keadilan sosial apakah benar sudah menjadi oksigen dalam negara yang demokratis ? Atau masih dipelintir oleh sebagian yang mempunyai kewenangan dan kekuasaan
Tidak banyak yang mereka harapkan, cukup hanya untuk keadilan sebagai para pekerja, mereka tidak menuntut untuk hal yang diluar logika, hanya meminta diperlakukan layaknya sebagai manusia
Kisah hari buruh sangat menyentuh salah satu kacamata yang membawa memang negara kita membutuhkan orang gila untuk bekerja, karena orang waras kerap kali tak berdaya, lapangan kerja katanya disediakan dimana-mana, tapi juga belum menemui titik temunya
Buruh juga manusia, bukan sapi perah yang bisa dipaksa untuk larut dengan jam kerja juga gajih yang tidak seberapa
Penulis : Elysa Heldawati, mahasiswa.