KUNINGAN (MASS) – Dalam rangka mempererat ukhuwah dan memperkuat semangat pengabdian, Yayasan Husnul Khotimah (YHK) Kuningan menggelar acara Halal Bihalal 1446 H yang diikuti oleh seluruh civitas akademika yaitu pimpinan, guru, karyawan, serta pengurus yayasan. Acara yang berlangsung di Masjid Putra Husnul Khotimah 1 ini menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah menuju kemajuan bersama.
Acara diisi dengan dua materi utama yang sarat inspirasi dan motivasi. Materi pertama disampaikan oleh H. Sanwani, S.H., yang mengangkat tema “Budaya Kerja: Ikhlas”. Ia menegaskan pentingnya membangun budaya kerja yang berlandaskan keikhlasan, sebagaimana dicontohkan oleh pendiri Husnul Khotimah, Almarhum H. Sahal, yang pernah membakar nota-nota pembangunan awal pesantren sebagai simbol bahwa semua dilakukan semata karena Allah, tanpa pamrih.
Dalam paparannya, H. Sanwani menjelaskan enam pilar budaya kerja ikhlas:
1. Islami: Seluruh kebijakan dan aktivitas yayasan harus berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah.
2. Kolaboratif: Semua elemen pesantren memiliki peran yang sama pentingnya. Tidak ada yang merasa lebih tinggi dari yang lain.
3. Humanis: Membangun empati dan sikap peduli terhadap sesama dalam suasana kerja yang saling mendukung.
4. Loyal: Kesetiaan dan dedikasi dalam menjaga nama baik dan kemajuan YHK.
5. Adaptif: Siap menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai dasar.
6. Saintifik: Berpikir ilmiah dan bertindak profesional dalam setiap tugas dan pengambilan keputusan.
Materi kedua yang tak kalah menarik disampaikan oleh dr. Dani dengan tema “Menunda Kejompoan Dini: Bugar Lebih Lama, Beribadah Lebih Lama, Berdakwah Lebih Lama”.
“Pertanyaannya bukan sampai usia berapa kita bisa berdakwah, tapi bagaimana agar kita bisa berdakwah sampai akhir hayat,” ujar dr. Dani. Ia merujuk pada QS. Al-Hajj ayat 5 sebagai pengingat bahwa menua adalah fitrah manusia. Namun, menjaga kebugaran fisik sangat mungkin dilakukan agar kita tetap produktif dan aktif dalam dakwah.
Menurut WHO:
• Usia 40–50 tahun disebut sebagai pra-lansia, ditandai dengan penurunan massa otot dan peningkatan berat badan.
• Usia di atas 60 tahun memasuki fase lansia, yang rawan penyakit degeneratif.
Beberapa fenomena yang umum terjadi:
• Lingkar perut melebihi batas normal (pria >90 cm, wanita >80 cm)
• Penurunan massa otot dan gangguan hormon
• Kolesterol tinggi dan hipertensi
• Cepat lelah, mudah pusing, dan kurang bergerak
Dani mengingatkan pentingnya menjaga kekuatan otot kaki. “Jantung kedua manusia itu ada di betisnya,” ujarnya. Betis berperan penting dalam membantu sirkulasi darah. Karena itu, berjalan, berlari, dan bersepeda harus menjadi bagian dari rutinitas harian.
Sebagai solusi, ia memperkenalkan Gerakan Project 3.0, program sederhana namun efektif untuk menjaga kebugaran:
1. Gerakan Pokok – Fokus pada penguatan otot pinggul hingga kaki:
• Nyerangge
• Langkah panjang
• Cingogo
(Masing-masing 30 detik, dilakukan 30 kali)
2. Gerakan Suplemen – Untuk otot perut, punggung, dan tangan:
• Flame
• Crunch
• Push up
“Dengan menjaga kekuatan otot, kita menjaga kemampuan untuk beribadah dan berdakwah lebih lama,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah. Halal bihalal kali ini menjadi bukan hanya ajang saling memaafkan, tetapi juga momentum penyegaran semangat kerja ikhlas dan gaya hidup sehat untuk dakwah yang terus menyala hingga akhir usia. (deden)