KUNINGAN (MASS) – Dalam rangkaian Milad ke-23, Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam Husnul Khotimah menggelar Grand Launching Wakaf Uang sebagai salah satu bentuk konkret kontribusi filantropi modern di era saat ini. Acara ini berlangsung khidmat dan meriah pada Sabtu (3/5/2025) kemarin, dengan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, tokoh pendidikan, pemerintah, serta tamu undangan dari berbagai kalangan.
Acara yang dikemas dengan suasana hangat dan menyentuh ini dipandu oleh Ustad Udin Saprudin MPd pembawa acara yang piawai menggabungkan nuansa fun dan kekhusyukan. Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ust Misbahuddin SH, kemudian dilanjutkan doa penuh harap oleh Dul Ahmad Bachtiar Lc MPdI untuk keberkahan keluarga besar Yayasan dan seluruh hadirin yang hadir, agar senantiasa diberikan keistiqamahan dalam ketaatan, amanah, dan pelaksanaan kewajiban.
Di tengah acara, sebagai simbolis rasa syukur dari keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam Husnul Khotimah, dilakukan seremonial potong tumpeng.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam Husnul Khotimah, H. Uud Pandu Suandana SSi MPd, mengucapkan selamat datang kepada seluruh tamu undangan, sekaligus menyampaikan rasa syukur atas perjalanan Yayasan yang telah mencapai usia 23 tahun. Ia menegaskan bahwa YPI AMHK siap menjawab tantangan zaman dengan menguatkan konsep filantropi modern.
“Wakaf tidak lagi sebatas benda mati, tetapi harus menjadi wakaf produktif, berupa rupiah yang menggerakkan pendidikan dan membentuk karakter,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Yayasan memiliki “segitiga emas” yang kokoh — antara santri, orang tua, dan pondok — yang dinaungi oleh kurikulum berjenjang dari daycare hingga mahasiswa, bahkan menyentuh orang tua santri. Di akhir sambutan, H Uud Pandu mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder dan sponsor, seraya mengungkapkan mimpi besar “Dari Kuningan untuk Dunia.”
Sementara, sambutan lainnya disampaikan perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, Dr KH Ayub Ahmad FA, SAg MAg, yang mengaitkan angka 23 sebagai simbol puncak perkembangan Islam, karena Nabi Muhammad SAW menerima wahyu selama 23 tahun.
“Dua tambah tiga itu lima, artinya Rukun Islam. Semoga dengan usia ini, Al-Multazam menjadi pondok yang sempurna untuk masyarakat,” pesannya.
Ia juga merekomendasikan YPI AMHK kepada Kementerian Agama Pusat sebagai pilot project untuk Pesantren Ramah Anak. Ia sempat menyampaikan filosofi mendalam: “Kenapa A sebelum B? Karena Akhlak harus didahulukan sebelum Berilmu.”
Sebagai bagian penting dari acara ini, hadir dua narasumber nasional dalam sesi Al-Multazam TALK, yaitu:
1. Dr. Oni Sahroni, Lc., M.A.
2. Dr. Irfan Syauqi Beik, S.P., M.Sc., E.c.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan milad Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam Husnul Khotimah, yang mengangkat tema besar: “23 Tahun Al-Multazam: Menguatkan Pendidikan, Menebar Manfaat Melalui Wakaf.”
Dalam pemaparannya, Dr Oni Sahroni menyampaikan dasar-dasar pemahaman tentang wakaf dan keutamaannya. Ia menjelaskan bahwa wakaf merupakan ibadah yang tak mengenal batas waktu, dan menjadi amalan jariyah yang terus mengalirkan pahala. Ia menceritakan bagaimana sahabat Nabi seperti Utsman bin Affan mewakafkan sumur demi kemaslahatan umat.
“Berwakaf di Al-Multazam adalah pilihan yang tepat, karena dari wakaf akan lahir manfaat besar termasuk untuk mendukung dana pendidikan,” ujarnya.
Senada, Dr Irfan Syauqi Beik membawakan materi mengenai sejarah dan potensi wakaf di masa kini. Ia menyampaikan bahwa Kesultanan Turki Utsmani yang dahulu menguasai sepertiga dunia, menjadikan wakaf sebagai fondasi kekuatan ekonomi dan sosialnya. Bahkan hingga kini, banyak fasilitas di Turki yang berdiri dari dana wakaf.
Ia juga menekankan pentingnya memastikan bahwa setiap masjid memiliki status tanah wakaf agar aman secara hukum. Tak kalah penting, Dr Irfan menyebut bahwa dalam empat tahun terakhir, potensi wakaf di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan.
“Berwakaf atas nama orang tua merupakan salah satu bentuk bakti kita yang abadi, yang tak hanya membawa manfaat di dunia tapi juga menjadi bekal akhirat,” tuturnya.
Acara ini ditutup dengan prosesi simbolik wakaf jama’i, yang menjadi puncak dari antusiasme peserta. Melalui momentum ini, terkumpul sebanyak 234 juta rupiah dari 2.600 muwakiif (pewakaf) yang ikut berpartisipasi, sebuah capaian yang mencerminkan semangat luar biasa masyarakat untuk membangun peradaban melalui wakaf produktif. (ad)