Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Government

USAID Kerjasama Dengan 10 Perguruan Tinggi, Salah Satunya Uniku

KUNINGAN (MASS) –  Universitas Kuningan bersama 9 Perguruan Tinggi di Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan USAID Mitra Kunci Initiative  di Kantor Kemenristekditi RI, di Jakarta, Senin (10/6/2019). Nota kesepahaman itu menjadi payung bagi kerja sama antara para pihak dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kewirausahaan.

Dalam program ini, USAID mengucurkan dana hibah USD 15 juta atau sekitar Rp 213 miliar untuk program KKN tematik Kewirausahaan. USAID Mitra Kunci Initiative juga memberikan dukungan dalam bentuk pengembangan kurikulum pelatihan, modul panduan, mekanisme pemantauan, dan evaluasi dalam penyelenggaraan KKN Kewirausahaan.

KKN tematik kewirausahaan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa sebagai peserta dan dosen sebagai pembimbing dengan fokus pada tema kewirausahaan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurut Director Office of Human Capacity and PartnershipUSAID Thomas P. Crehan, program ini merupakan wujud komitmen USAID dalam membantu Pemerintah Indonesia menuju kemandiriannya. Modul kewirausahaan sudah disiapkan yang nanti akan dibawa mahasiswa saat terjun KKN di masyarakat.

Selain memberi dukungan pada universitas, USAID juga memberikan dukungan teknis pada Balai Latihan Kerja dan Lembaga Pendidikan dan Keterampilan seperti pelatihan bagi calon tenaga kerja baik dalam keterampilan teknis maupun non teknis.

Kemudian lanjut dia, UDAID juga membantu meningkatkan kualitas pemagangan, informasi pasar kerja serta bekerja sama dengan mitra lokal dalam mencarikan penempatan bagi calon tenaga kerja yang sudah dilatih.

Advertisement. Scroll to continue reading.

40.000 Mahasiswa Dilibatkan dalam KKN Tematik Kewirausahaan

Crehan mengungkapkan, KKN tematik kewirausahaan ini akan berjalan hingga 2021 nanti, dan melibatkan 40 rebu mahasiswa dari sepuluh perguruan tinggi yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi yang mengikuti program ini.

Sepuluh perguruan tinggi ini adalah Universitas Padjadjaran, Universitas Kuningan, Universitas Suryakancana, Universitas Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesian. Lalu, UU Universitas Diponegoro, Universitas Jember, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“40.000 mahasiswa dari sepuluh perguruan tinggi yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi akan diterjunkan dalam program KKN Tematik Kewirausahaan ini. Program hibah sejenis juga sudah dilakukan USAID di negara lain. Namun program untuk Indonesia ini disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Kami berharap kerjasama ini berjalan dengan baik dan membawa manfaat bagi masyarakat dan mahasiswa,” Tandas Crehan.

Sementara, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Ismunandar mengungkapkan, KKN sudah menjadi trade mark pendidikan tinggi di Indonesia. Dia berharap dengan ikut KKN, mahasiswa bisa merasakan langsung persoalan nyata yang dihadapi masyarakat.

“Mahasiswa bisa berdiskusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan masyarakat. Khusus untuk bidang kewirausahaan, bisa berupa produk yang sudah ada di masyarakat. Diharapkan dengan pembekalan kewirausahaan, masyarakat setempat bisa meningkatkan kegiatan ekonominya,” ujar Ismunandar.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Rektor Uniku, Dr H Dikdik Harjadi, MSi mengungkapkan, bergabungnya Uniku dalam Konsorsium Perguruan Tinggi bersama USAID Mitra Kunci Inistiative sebagai bukti nyata Uniku mendapat pengakuan Kemenristekdikti RI dan lembaga donor internasional sebagai mitra strategis dalam program KKN Tematik Kewirausahaan.

“Uniku menjadi mitra strategis Kemenristekdikti dan USAID Mitra Kunci Inistiative untuk mewujudkan kemandirian masyakarat lewat program KKN Tematik Kewirausahaan, jelasny.

Uniku akan menyiapkan mahasiswa KKN yang siap terjun membantu masyarakat agar mandiri secara ekonomi. Terutama sekali masyarakat yang tinggal di kawasan pelosok dan terluar,” ujar Dikdik. (agus)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement