Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Government

Aneh, Pertengahan Maret Eks RSCI Sudah Direnovasi, Tim Penilai Ditunjuk 9 April

KUNINGAN (MASS) – Terkait proses pembelian Gedung eks RS Citra Ibu oleh Pemkab Kuningan, Kepala Dinas Kuningan Hj Susi Lusiyanti angkat bicara meski oleh bupati sudah dijelaskan pada audiensi sebelumnya.

Hal itu ia katakan kepada wartawan yang tergabung Aliansi Wartawan Kuningan Bersatu (Anarkis) pada audiensi Selasa (16/6/2020) di aula Dinkes.

“Uang Rp7,5 miliar untuk membeli gedung. Sedang Rp2 miliar lebih renovasi sehingga nilainya total Rp9,7 milia lebih,” ujar Susi kepada wartawan.

Advertisement. Scroll to continue reading.
https://kuninganmass.com/government/2-minggu-rs-khusus-pasien-corona-ditargetkan-kelar/

Tenyata dana itu lanjut dia, masuknya ke Dinkes bukan ke RSUD. Hal ini karena keterangan pihak BPKAD (Badan Pengelolaan Keungan Aset Daerah) dana BTT (biaya tak terduga) itu harus di SKPD.

Sedangkan RSUD 45 statusnya adalah Badan Layanan Umum Daerah sehingga tidak bisa. Dan pihaknya memahami hal itu.

“Untuk yang renovasi dilakukan oleh Dinas PUTR. Untuk tim penilai atau appraisal Rp75 juta dan ditunjuk tanggal 9 April dan mereka adalah KJPP Endro Kampianus dan Rekan,” jelas Susi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Keterangan Susi terkait penunjukan tim penilai sedikit membuat wartawan kaget dan aneh sehingga kembali bertanya. Hal karena pada sekitar pertengahan Maret sudah dilakukan renovasi.

https://kuninganmass.com/government/eks-rs-citra-ibu-dibeli-rp75-miliar-pemda-sebut-lebih-murah/

Pada kesempatan itu, Susi menjelaskan, pembelian bangunan itu didasari karena kasus corona sudah muncul sejak awal Maret di Indonesia, sehingga pihak melakukan rapat pembahasan bagaimana langkah Kuningan.

Kondisi ini semakin jadi perhatian karena RSCM melaporkan ada warga Kuningan yang meninggal karena corona. Kasus pun semakin berkembang.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Sebelum keputusan membeli gedung eks RS Citra Ibu, kami juga mempunyai opsi mulai dari Puskesmas Manggari, eks Kantor Dinas UKM dan Koperasi, Gedung Wanita, bahkan gedung rehab narkoba juga pun masuk opsi kita,” jelasnya.

Kenapa pada akhirnya Dinkes membeli gedung itu? Karena secara persyaratan medis mendekati dan tempatnya pun strategis.

Ditempat yang sama Direktur RSU 45 Kuningan dr Deki Saefullah menambahkan, pembelian bangunan itu tidak menghambur-hamburkan uang karena memang dibutuhkan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kita mengantisipasi lonjakan karena kita prediksi banyak warga Kuningan perantau. Andai 5 persennya terpapar maka akan kewalahan,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, kenapa tidak memilih gedung rehab BNN di Palutungan karena daerahnya dingin. Virus corona itu sulit mati di daerah dingin.

“Kan ada yang ngomong dengan anggaran Rp3 miliar, RSUD bisa membuat ruangan RS semewah hotel. Untuk hal ini tentu tidak bisa membanding karena beda antara hotel dan RS,” tandasnya. (agus)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement