KUNINGAN (MASS) – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kuningan menggelar aksi protes di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan. Senin, (4/11/2024).
Aksi ini menyoroti dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh KPU.
Selain itu, aksi dilakukan untuk menuntut KPU untuk lebih transparan dalam pengelolaan anggaran, meningkatkan integritas, dan menangani krisis moral yang ada.
Ketua Umum IMM Kuningan, Renis Amarulloh, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap KPU yang dinilai kurang responsif terhadap tuntutan tersebut.
Renis menyebutkan bahwa pihak KPU enggan menandatangani dokumen tuntutan yang diajukan mahasiswa, yang menjadi dasar dari aksi hari ini.
“Tadi itu ada 3 point, terkait transparansi anggaran, integritas, dan penanganan krisis moral dan etika. Itu yang menjadi penguatan aksi hari ini. Dalam 4 atau 3 hari ke depan, insyaallah kami akan datang kembali.” ujar Renis Amarulloh.
Renis juga menjelaskan bahwa seluruh anggota IMM Kabupaten Kuningan terlibat dalam aksi ini, menunjukkan solidaritas yang kuat dalam memperjuangkan isu-isu etika dan transparansi di lembaga penyelenggara pemilu tersebut.
Di sisi lain, pihak KPU Kabupaten Kuningan menyatakan bahwa mereka belum bisa memberikan jawaban pasti terkait tuntutan yang diajukan oleh para mahasiswa.
Menurut keterangan pihak KPU saat menghadapi mahasiswa, beberapa komisioner masih berada dalam rapat persiapan Pilkada, sehingga belum bisa memberikan tanggapan langsung terkait aksi protes tersebut.
Mahasiswa sendiri masih menunggu kejelasan dari KPU, mengingat kasus ini melibatkan dugaan serius yang dapat memengaruhi kepercayaan publik terhadap proses pemilu mendatang. (Eva/mgg)