Connect with us

Hi, what are you looking for?

https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-3893640268476778/main/editContentAds?webPropertyCode=ca-pub-3893640268476778&adUnitCode=1128420475 Smart Widget MGID

Anything

“Gen Z Rentan Alami Kesehatan Mental”

KUNINGAN (MASS) – Pusat Studi Pendidikan dan Pemikiran Islam (PsPPI) Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan menggelar Sarasehan bertajuak Komunikasi Transndental Gen Z di Kampus Unisa, Jumat (13/6/2025) kemarin.

Fauzi Nurul Barkah, selaku Narasumber sekaligus Kaprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Unisa, memaparkan bahwa komunikasi transendental efektif menjadi benteng pertahanan kesehatan mental generasi kelahiran 1997-2012.

“Generasi Z memiliki ciri khas yang mudah di dapati, dekat dengan teknologi, multitasking, dan aktif di ruang digital. Namun, di sisi lain, mereka juga rentan mengalami gangguan kesehatan mental,” ujar Fauzi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurutnya, keresahan dan kegalauan yang dialami Gen Z kerap muncul karena tekanan sosial dan kurangnya kemampuan dalam mengelola emosi.

“Mereka mudah frustrasi, gelisah, dan lebih memilih lari dari persoalan (cenderung menghindari masalah daripada menyelesaikannya),”ucapnya.

Fauzi mengaku khawatir dengan kondisi tersebut, hingga melakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan metode pendekatan dalam memperkuat kondisi mental Gen Z. Dalam forum tersebut, ia menjelaskan bahwa komunikasi tidak hanya interpersonal dan intrapersonal, namun juga terdapat komunikasi transendental.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Komunikasi ketiga ini sangat berdampak positif dan mempengaruhi kestabilan generasi Z,” tuturnya.

Ia mencontohkan dari komunikasi tersebut, dalam shalat baik yang wajib maupun sunnah bila dimaknai dan dihayati secara mendalam dengan kekhusyukan, dapat meredakan kegelisahan dan memberikan ketenangan jiwa.

“Komunikasi ini sebenarnya relevan untuk semua generasi, tapi karena dinamika Gen Z yang sangat kompleks dan rentan, maka penelitian ini difokuskan kepada mereka,” ucapnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ia juga menambahkan selain Shalat itu juga mencakup doa dan dzikir, yakni proses dialog batin antara manusia dan Tuhan yang menghadirkan kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

“Komunikasi ini bukan sekadar menyampaikan pesan kepada Tuhan, tetapi pengalaman spiritual yang dapat mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih bermakna dan sadar akan hakikat hidup,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur PsPPI Sopandi, menyampaikan pentingnya makna shalat sebagai bentuk komunikasi transendental yang utuh.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Shalat adalah media utama yang diberikan kepada umat Islam supaya bisa terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Itu bukan hanya ritual wajib, tetapi juga jembatan penghubung antara hamba dan Khaliknya,” ujar Sopandi.

Menurutnya, pembelajaran tentang shalat harus dibahas secara komprehensif, tidak hanya berhenti pada aspek syariat, namun harus dipahami secara mendalam dan substantif.

“Kalau seseorang senantiasa terhubung dengan Tuhannya, insyaallah tidak akan ada lagi tindakan diskriminatif, pelecehan, pembantaian, atau perbuatan keji lainnya, oleh orang-orang yang tampak kelihatan shalat,” pungkasnya. (didin)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Di era digital saat ini, Gen Z yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an sedang menghadapi tantangan dan peluang unik...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Kesehatan mental merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres, kecemasan, dan depresi.Beberapa...

Advertisement Smart Widget MGID
Exit mobile version