Connect with us

Hi, what are you looking for?

Social Culture

Gemaponik, Sistem Pertanian Ramah Lingkungan

KUNINGAN (Mass) – Pengusaha muda sekaligus Ketua DPD PAN Kabupaten Kuningan H Udin Kusnaedi SE MSi mengenalkan sistem pertanian ramah lingkungan. Bersama timnya, Jiud sapaan H Udin Kusnaedi membagi ilmunya terkait gerakan menanam pola Hidroponik.

Muncul dari keterbatasan lahan pekarangan di wilayah perkotaan, model city farming atau urban farmin (pertanian kota atau pertanian pinggiran kota) dengan pola hidroponik layak dicoba. Sebab, media tanam ini pun tidak terlalu menguras banyak lahan pekarangan rumah khususnya di kawasan perkotaan.

Jiud pun menjelaskan sistem kerja penanaman hidroponik dengan cukup detail, mulai dari alat dan bahan yang dibutuhkan, bibit sayuran yang digunakan, hingga perawatan yang perlu dilakukan agar bibit sayuran yang ditanam dapat berhasil dan bisa dipanen. “Karena ini tidak ditanam di tanah, jadi pembersihannya cukup mudah,” ucap Jiud kepada kuninganmass.com, Selasa (25/4), usai menggelar Kopdar Gemaponik di Jalan Ir H Juanda.

Bagi Jiud, penanaman dengan cara hidroponik bisa dibilang cukup sederhana, yang penting adalah ketekunan pada saat penanaman hingga masa panen.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Jadi, intinya kebersihan air dan perawatan pipa media tanam harus benar-benar diperhatikan. Begitu pula dalam menyiapkan penanaman selanjutnya,” pintanya.

Menurutnya, pembuatan media bertanam sayuran dengan konsep hidroponik tidaklah sulit, begitu pula dengan bahan-bahan yang digunakan cukup mudah untuk didapatkan. Dari sisi ekonomi cukup murah, secara teknis, pembuatannya cukup mudah.

“Pembuatannya tidak sulit, bisa dengan menggunakan pipa, atau bisa juga menggunakan bak,” katanya.

Jika menggunakan pipa lanjut Jiud, maka pipa tersebut harus disambung-sambung hingga terbentuk pola, yang mana dari pola tersebut nantinya bisa berdiri tegak. Sebagai tempat untuk memasukan benih, di bagian atas pipa, yakni yang nantinya menjadi tempat tumbuhnya benih harus dilubangi dengan diameter sekitar 4 cm.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Pipa-pipa yang saling tersambung tersebut di bagian ujung paling bawah, diarahkan ke dalam bak penampung air yang berlebih. Jadi, kita jangan terlalu pusing dengan ukuran lahan karena cara yang dipakai untuk bercocok tanam adalah teknologi hidroponik, atau teknik pertanian menggunakan media air,” pungkasnya. (andri)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Anything

KUNINGAN (MASS) – Petani Milenial Desa Hantara Young Smart Farmer Society e-Quanik Agri Nusantara, berhasil memanen buah pertama pertama budidaya melon premium varietas Cantaloupe...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Hasil budidaya pertanian baik hidroponik maupun konvensional dari para petani muda Kuningan, dijajakan ke warga Kuningan dalam Pasar Tani, Minggu (13/11/2023)...

Village

KUNINGAN (MASS) – Pemerintahan Desa Cikupa Kecamatan Darma kembali menggelar kegiatan pelatihan yang diperuntukan bagi petani dan karangtaruna Kegiatan yang mengusung tema “Pelatihan Petani...

Education

BREBES (MASS) – Mahasiswa KKN-PDik STKIP Muhammadiyah Kuningan melakukan penyuluhan ‘Pemanfaatan Lahan Sejengkal’ di Desa Banjaran Kecamatan Salem Brebes. Selama 2 hari, masyarakat desa...

Social Culture

KUNINGAN (Mass) – Cukup banyak cara seseorang untuk menunggu waktu berbuka puasa, salah satunya Ngabuburit sambil belajar bertanam pola Hidroponik di sekretariat Gerakan Menanam...

Social Culture

KUNINGAN (Mass) – Gerakan menanam sayuran dengan pola Hidroponik makin gencar dilakukan, ditambah cara menanam hidroponik ramah lingkungan dan hemat lahan. Bagi yang ingin...

Advertisement
Exit mobile version