KUNINGAN (Mass) – Sudah kurang lebih dua hari ini, Gedung Gelanggang Pemuda DPD KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Kuningan disulap menjadi semacam sebuah tempat perbelanjaan layaknya mall dan supermarket mini. Bahkan, logo dan nama perusahaan retail ternama di wilayah III Cirebon itu terpampang jelas, menyelimuti gedung yang menaungi puluhan OKP sewilayah Kuningan.
Atas kejadian itu, reaksi bernada kritik keras muncul dari salah seorang tokoh pemuda sekaligus pengurus DPD KNPI Kuningan, Adang Romadona SPdI yang kini menjabat sebagai wakil bendahara. “Saya kira, gedung pemuda yang disewakan tanpa transparansi dan rapat dengan semua pengurus itu sangat ironis. Ini jelas ironis, jika melihat semangat pemuda KNPI untuk membangun Kuningan berkontribusi sebagai pemuda harapan bangsa,” tandasnya kepada kuningamass.com kemarin, Selasa (24/5).
Terlebih, Adang merasa heran bahwa, setiap ada kegiatan yang dilakukan KNPI di even-even sebelumnya itu kompak, namun ketika penyewaan gedung untuk dijadikan sebuah tempat perbelanjaan itu tidak ada koordinasi dengan semua pengurus.
“Jadi, yang tau itu hanya segelintir orang saja, ada apa dengan KNPI itu. Apakah sekarang KNPI itu sudah mementingkan kelompok-kelompoknya, ataukah memang sudah punya kepentingan yang lain, sangat ironis dengan semangat kebersamaan yang sudah dibangun oleh KNPI yang ada sekarang,” bebernya.
Dirinya mengaku, adanya penyewaan aset daerah yang dipergunakan untuk tempat perbelanjaan tersebut merasa tidak tau menau. “Nah, saya sebagai wakil bendahara tidak tau sama sekali. Bahkan, yang untuk Depag juga saya tidak tahu berapa jumlah sewanya waktu itu kepada KNPI, kalau isunya sih Rp 120Juta, tapi kepastiannya saya tidak tahu berapa jumlahnya,” bebernya.
Baginya, hal tersebut menjadi masalah yang besar kedepan apabila pengurus tidak segera menyampaikan apa-apa yang sudah terjadi maupun telah disepakati, antara pihak KNPI dengan para pengurus. Ditambah lagi, surat dari DPRD tentang KNPI dan yang menghadiri perwakilan dari KNPI pun sebenarnya yang tidak tau.
“Ini membuat saya sedih sebagai pemuda Kuningan, bahwa ini adalah tempatnya OKP bernaung untuk mengadakan kegiatan, tapi sekarang seolah-olah berubah menjadi mall sementara. Lalu kemana kegiatan pemuda akan dilakukan, kalau gelanggang pemudanya sudah dikomersilkan,” pungkasnya. (andri)