KUNINGAN (MASS)- Dalam acara pengukuhan Relawan AHAS Center di Restoran Lembah Ciremai, Selasa pagi tadi pasangan AR ikut memberikan sambutan. Dimulai oleh calon Bupati H Acep Purnama dan dilanjutkan oleh wakilnya M Ridho Suganda.
Pada kesempatan itu Edo sapaan akrab M Ridho sedikit membahas masalah politik dinasti. Edo sendiri mungkin sedikit gerah dengan ramainya tuduhan politik dinasti kepada dirinya.
Seperti diketahui Edo merupakan putra bugsu H Aang Hamid Suganda dan Hj Utje Ch Hamid Suganda (alm). Ia menjelaskan salah besar apabila ada yang menilai bahwa keluarganya sangat berambisi untuk tetap “berkuasa” di Kuningan.
“Salah besar penilaian itu. Kalau kata saya politik dinasti itu ketika ibu saya meninggal dan langsung diganti oleh anaknya. Kan ini tidak. Jadi saya anggap permasalahan politik diniasti selesai ,” ujar Edo, Senin (13/3/2018).
Mengenai politik dinasti ia harus meluruskan agar tidak ada persepsi buruk dari masyarakat dan pernyataan ini bisa menjawab semua tuduhan.
Untuk mendapatkan rekomendasi menjadi wakil bupati pun lanjut dia, merupakan hasil perjuangan dirinya sebagai kader PDIP yang bersaing secara sehat dengan para kadidat yang lain.
“Saya akui pasca ibu meninggal ada dari pihak PDIP yang menawarkan barangkali ada anaknya yang ingin mengikuti jejak ibunya melanjutkan membangun Kuningan. Bapak kala itu menjawab tanah kuburan juga belum kering”. Dan setahun kemudian ketika saya menawarkan diri ingin mengabdikan diri bapak menolak,” ujar Edo.
Ketika itu lanjut dia, ayahnya mengatakan anak muda harus menjadi pengusaha dan mencari uang sebanyak mungkin. Kalau memang berambisi mungkin akan setujui.
Seiring waktu berlalu karena sungguh-sungguh ingin mengabdikan kepada partai akhirnya direstui dan ikut penjaringan. Edo mengaku, tidak mengetahui akan mendapatkan rekomendasi seperti sekarang ini.
“Kala itu rekomenasi tidak turun ke pasangan kami (AR). Tapi bapak menyakinkan sebelum Bu Mega memberikan tanda tangan kita harus terus berjuangan dan akhirnya berhasil,” ujar Edo.
Ia mengaku, ternyata sangat terasa perbedaan antara menjadi tim pemenangan dan calon. Menjadi calon membuatnya super sibuk dan lelah, tapi itu menjadi bagian dari perjuangan.
“Kami pasangan AR akan optimis menang karena dukungan dari semua pihak. Sederhananya begini ketika dulu ibu melawan wakilnya menang. Maka, sekarang Pa Acep tidak melawan wakilnya tentu akan menang,” ujarnya. (agus)