KUNINGAN (MASS) – Kasus dugaan praktik money politics yang dilaporkan oleh tim dari Paslon AR (Acep-Ridho), mesti disikapi secara bijak oleh tim Paslon Dudy-Udin. Paslon nomor urut 2 tersebut tidak boleh balas dendam.
“Jika Paslon no 2 ingin semakin mendapat empati dan simpati dari masyarakat (pemilih), alangkah lebih elegant jika tidak berupaya mencari-cari kesalahan Paslon lain termasuk Paslon no urut 3 yang pernah melaporkannya terkait dugaan adanya praktek politik uang, yang saat ini sudah menjadi ranah Gakumdu,” kata Ketua F-Tekkad, Soejarwo, Selasa (27/3/2018).
Diakui Jarwo, belakangan ini terasa masif gerakan yang dilancarkan AR (Acep-Ridho) dan Sentosa (Toto-Yosa). Namun menurutnya, masifnya gerakan mereka yang terekspos di berbagai media, nampaknya tidak mempengaruhi pergerakan yang dilakukan Paslon Dudy-Udin.
“Sikap ‘diam’ Paslon yang mengusung 2 tokoh muda ini yaitu Dudy Pamuji dan Udin Kusnaedi, nampaknya merupakan strategi tersendiri yang ternyata telah berhasil menarik perhatian dari masyarakat,” ucapnya.
Gerakan ‘senyap’ Paslon Dudi-Udin harus diakui telah mengundang empati dan simpati dari pemilih yang sudah merasa jenuh dengan hingar bingar kampanya yang selama ini ‘dipertontonkan’ dalam setiap helatan pesta demokrasi.
“Yang lebih mengesankan dari gerakan kampanye ‘senyap’ yang dilakukan Paslon berjargon Juara, juga telah memberi warna dan makna tersendiri serta memberi kesan bahwa kampanye tidak selalu harus diisi ‘kemeriahan’ yang diisi dengan teriakan yel-yel dukungan,” kata Jarwo.
Masyarakat, imbuh dia, nampaknya kini sudah mulai kurang tertarik dengan strategi kampanye ‘abring-abringan’ dan pengerahan massa. Masyarakat kini sudah mulai cerdas untuk menilai calon dari program yang disodorkan, tanpa adanya kesan ‘muluk-muluk’. (deden)