KUNINGAN (Mass)- Niat baik Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kuningan untuk mengurus bayi yang dibuang orang tuanya mengalami hambatan. Pasalnya, mereka mendapatkan penolakan dari pihak RSUD 45 ketika akan mengambil bayi tersebut.
Dari keterangan Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Hj Jamilah SPd MSi, niat untuk mengambil bayi karena didasari ingin meringankan beban pihak rumah sakit. Pasalnya, dengan adanya bayi pasti harus ada perwatan khsusus. Sedangkan di rumah sakit bayi yang dirawat bukan hanya satu.
“Kami kan punya niat baik ingin mengurus bayi tapi oleh pihak rumah sakit dipersulit. Saya sudah dua kali datang. Pada hari minggu saya maklumi karena memang libur, tapi pada Hari Senin sambil bawa surat eh bilangnya para pejabatnya sudah pulang,” ucap perempuann yang biasa dipangil Emil itu kepada kuninganmass.com Senin sore.
Diterangkan, yang membuatnya sedikit tersinggung adalah ada pernyataan dari salah seorang pegawai RSUD bahwa Dinsos harus membayar biaya rumah sakit selama bayi itu di rawat . Obrolan itu disampaikan kepada Sekretaris Dinsos.
Padahal sesama instansi yang ada di lingkup Pemkab Kuningan lanjut dia, jangan berbicara seperti itu. Sebab, Dinsos juga mengambil karena ada perintah agar bayi tersebut lebih terperhatikan.
“Kalau di kami nanti akan di rawat di rumah aman. Bayi akan lebih terperhatikan. Terkait banyak yang ingin mengadopsi nanti ada prosedurnya,” tandas Emil.
Terpisah, Kabid Pelayanan RSUD 45 Deki Saefulah, membantah keras tudingan bahwa bayi “disandera” karena pihak Dinsos belum membayar biaya perawatan. Pihaknya menginginkan pengambilan bayi itu secara resmi melalui surat karena institusi resmi.
“Namanya juga institusi resmi lengkapi dulu dong persyaratan administrasi ketika akan mengambil bayi. Kami tidak mau disalahkan ketika ada apa-apa. Sebab, pihak kepolisian sudah wanti-wanti mengenai bayi tersebut jangan sampai diambil oleh pihak lain sebelum ada keputusan secara hukum,” tandas Deki.
Deki justru merasa heran dengan “agresifnya” Dinsos yang ingin mengambil bayi. Ketika masalah ada orang yang terlantar dan sebagainya justru sebaliknya. “Ada apa ini kok sampai seperti itu? Kami tidak akan menghalangi bahkan kalau bayi dirawat satu hari ada yang mengambil kami sangat senang,” ucap Deki lagi. (agus)