KUNINGAN (MASS) – Perkembangan teknologi informasi (TI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kehadiran internet, media sosial, dan platform digital telah membuka pintu komunikasi tanpa batas, memungkinkan informasi menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru Dunia. Namun, kemajuan ini membawa tantangan yang serius bagi kelestarian bahasa nasional dan bahasa daerah. Di tengah derasnya arus globalisasi digital, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah sebagai warisan budaya menghadapi ancaman yang tidak bisa diabaikan.
Salah satu tantangan utama yang muncul dari perkembangan teknologi informasi adalah dominasi bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris menjadi bahasa utama dibanyak platform digital, mulai dari media sosial, aplikasi, hingga konten hiburan seperti video, musik, dan game. Generasi muda yang merupakan pengguna aktif teknologi cenderung lebih sering terpapar bahasa Inggris dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Mereka mulai mengadopsi kata-kata asing dalam percakapan sehari-hari, bahkan mencampurnya dengan bahasa nasional. Meski pun hal ini sering dianggap sebagai bentuk kreativitas, kebiasaan ini berpotensi mengurangi keakraban masyarakat dengan bahasa nasional, apalagi dengan bahasa daerah. Bahasa asing menjadi lebih mendominasi, sementara bahasa lokal semakin terpinggirkan.
Tantangan lain datang dari dunia pendidikan. Teknologi telah membawa transformasi dalam sistem pembelajaran melalui platform daring, yang sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sebagai pengantar. Hal ini membuat siswa lebih terbiasa dengan bahasa asing daripada bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Bahasa daerah, yang seharusnya menjadi bagian penting dari muatan lokal, sering kali terpinggirkan dalam pembelajaran berbasis teknologi. Selain itu, minimnya materi pembelajaran digital dalam bahasa daerah turut berkontribusi pada menurunnya minat generasi muda untuk mempelajarinya. Padahal, teknologi seharusnya bisa menjadi alat yang efektif untuk mengenalkan dan melestarikan bahasa daerah melalui aplikasi interaktif, atau game edukasi berbasis lokal.
Dominasi bahasa asing juga diperparah oleh minimnya konten digital lokal yang berkualitas. Banyak infomasi, hiburan, dan materi edukasi yang tersedia di internet lebih dominan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Sementara itu, upaya untuk mengembangkan konten berbasis bahasa Indonesia atau bahasa daerah masih terbilang terbatas. Akibatnya, masyarakat lebih memilih konten asing yang dianggap lebih menarik, relevan, dan terkini. Kekurangan ini mencerminkan kurangnya perhatian terhadap pengembangan konten digital yang mendukung pelestarian bahasa nasional dan daerah.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, teknologi informasi juga dapat menjadi peluang untuk melestarikan bahasa jika dimanfaatkan dengan bijak. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah menciptakan lebih banyak konten digital dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pemerintah, komunitas budaya, dan pengembang teknologi harus bekerja sama untuk mengembangkan aplikasi belajar bahasa, dan platform media sosial yang mendukung penggunaan bahasa lokal.
Selain itu, kampanye literasi digital dapat dilakukan untuk mendorong masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dunia maya. Pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu memastikan bahasa daerah tetap diajarkan dan dipelajari di Sekolah, baik secara langsung, maupun melalui platform pembelajaran daring yang menarik dan interaktif.
Komunitas lokal juga memiliki peran penting dalam upaya ini. mereka dapat menyelenggarakan kegiatan seperti lomba menulis cerita dalam bahasa daerah, membuat siniar atau video berbahasa lokal, hingga menciptakan media digital yang mempromosikan keunikan bahasa daerah. Langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu melestarikan bahasa, tetapi juga meningkatkan kebanggaan generasi muda terhadap identitas budaya mereka. Teknologi, jika dimanfaatkan dengan bijak, dapat menjadi alat yang kuat untuk melestarikan bahasa, menjadikannya tetap relevan di era digital.
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cermin dan sejarah, budaya, dan identitas kita sebagai bangsa. Oleh karena itu, di tengah arus teknologi informasi yang semakin deras, menjaga kelestarian bahasa nasional dan daerah merupakan upaya yang harus terus diperjuangkan, supaya tidak hilang di bawah bayang-bayang globalisasi. Keberlanjutan bahasa kita tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga kolektif, karena bahasa adalah cermin keberadaan kita sebagai sebuah bangsa.
Penulis : Fitri Wahidah Rahmah (Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah Kuningan)
Dominasi bahasa Asing dalam Dunia Digital : Tantangan dan Solusi
Perkembangan teknologi informasi (TI) telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kehadiran internet, media sosial, dan platform digital telah membuka pintu komunikasi tanpa batas, memungkinkan informasi menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru Dunia. Namun, kemajuan ini membawa tantangan yang serius bagi kelestarian bahasa nasional dan bahasa daerah. Di tengah derasnya arus globalisasi digital, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah sebagai warisan budaya menghadapi ancaman yang tidak bisa diabaikan.
Salah satu tantangan utama yang muncul dari perkembangan teknologi informasi adalah dominasi bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Sebagai bahasa internasional, bahasa Inggris menjadi bahasa utama dibanyak platform digital, mulai dari media sosial, aplikasi, hingga konten hiburan seperti video, musik, dan game. Generasi muda yang merupakan pengguna aktif teknologi cenderung lebih sering terpapar bahasa Inggris dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Mereka mulai mengadopsi kata-kata asing dalam percakapan sehari-hari, bahkan mencampurnya dengan bahasa nasional. Meski pun hal ini sering dianggap sebagai bentuk kreativitas, kebiasaan ini berpotensi mengurangi keakraban masyarakat dengan bahasa nasional, apalagi dengan bahasa daerah. Bahasa asing menjadi lebih mendominasi, sementara bahasa lokal semakin terpinggirkan.
Tantangan lain datang dari dunia pendidikan. Teknologi telah membawa transformasi dalam sistem pembelajaran melalui platform daring, yang sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sebagai pengantar. Hal ini membuat siswa lebih terbiasa dengan bahasa asing daripada bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Bahasa daerah, yang seharusnya menjadi bagian penting dari muatan lokal, sering kali terpinggirkan dalam pembelajaran berbasis teknologi. Selain itu, minimnya materi pembelajaran digital dalam bahasa daerah turut berkontribusi pada menurunnya minat generasi muda untuk mempelajarinya. Padahal, teknologi seharusnya bisa menjadi alat yang efektif untuk mengenalkan dan melestarikan bahasa daerah melalui aplikasi interaktif, atau game edukasi berbasis lokal.
Dominasi bahasa asing juga diperparah oleh minimnya konten digital lokal yang berkualitas. Banyak infomasi, hiburan, dan materi edukasi yang tersedia di internet lebih dominan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Sementara itu, upaya untuk mengembangkan konten berbasis bahasa Indonesia atau bahasa daerah masih terbilang terbatas. Akibatnya, masyarakat lebih memilih konten asing yang dianggap lebih menarik, relevan, dan terkini. Kekurangan ini mencerminkan kurangnya perhatian terhadap pengembangan konten digital yang mendukung pelestarian bahasa nasional dan daerah.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, teknologi informasi juga dapat menjadi peluang untuk melestarikan bahasa jika dimanfaatkan dengan bijak. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah menciptakan lebih banyak konten digital dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pemerintah, komunitas budaya, dan pengembang teknologi harus bekerja sama untuk mengembangkan aplikasi belajar bahasa, dan platform media sosial yang mendukung penggunaan bahasa lokal.
Selain itu, kampanye literasi digital dapat dilakukan untuk mendorong masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dunia maya. Pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu memastikan bahasa daerah tetap diajarkan dan dipelajari di Sekolah, baik secara langsung, maupun melalui platform pembelajaran daring yang menarik dan interaktif.
Komunitas lokal juga memiliki peran penting dalam upaya ini. mereka dapat menyelenggarakan kegiatan seperti lomba menulis cerita dalam bahasa daerah, membuat siniar atau video berbahasa lokal, hingga menciptakan media digital yang mempromosikan keunikan bahasa daerah. Langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu melestarikan bahasa, tetapi juga meningkatkan kebanggaan generasi muda terhadap identitas budaya mereka. Teknologi, jika dimanfaatkan dengan bijak, dapat menjadi alat yang kuat untuk melestarikan bahasa, menjadikannya tetap relevan di era digital.
Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cermin dan sejarah, budaya, dan identitas kita sebagai bangsa. Oleh karena itu, di tengah arus teknologi informasi yang semakin deras, menjaga kelestarian bahasa nasional dan daerah merupakan upaya yang harus terus diperjuangkan, supaya tidak hilang di bawah bayang-bayang globalisasi. Keberlanjutan bahasa kita tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga kolektif, karena bahasa adalah cermin keberadaan kita sebagai sebuah bangsa.
Penulis : Fitri Wahidah Rahmah (Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah Kuningan)