KUNINGAN (MASS) – Penghargaan tertinggi dan doa terbaik kami haturkan kepada para pejuang kemanusiaan, Dokter, Perawat dan semua tenaga medis yang terlibat dalam penanganan Covid19. Saat ini kita semua sedang berperang melawan covid19, bapak dan Ibu tenaga medis berada di garda terdepan, sementara kita membersamai perjuanganya dari belakang, medan juang mereka sangat terjal, karena banyak resiko yang tidak ringan, bertaruh nyawa demi keselamatan kita semua. Semoga setiap lelah dan letihnya Allah catat sebagai Amal sholeh dan syurga menjadi reward terbaik yang layak mereka dapatkan atas perjuangannya.
Minimnya Alat Pelindung Diri
Dengan laju percepatan covid19 yang begitu pesat tentu kita tidak mengaharapkan bapak dan ibu tenaga medis sebagai *_frontliner_* banyak yang beguguran, akibat minimnya alat pelindung diri sehingga mudah terpapar covid19. Hingga saat ini ada sekitar 8 orang dokter yang telah gugur dan 50 tenaga medis diantaranya positif covid19 (sumber PB IDI). Melaui tulisan ini saya ingin terus mendorong dan mengingatkan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar menyegerakan dan menyediakan stok APD yang cukup, menjadi konyol jika maju ke medan perang tetapi tidak dipersenjatai.
Hal ini juga harus menjadi peringatan kepada para oknum yang dengan sengaja menimbun masker, handsanitizer kemudian menjualnya kembali dengan harga yang dzhalim. Mari kita kedepankan sisi kemanusiaan ketimbang sisi ekonomi.
Sosial Distancing & Pola Hidup Sehat
Patut diingat kecepatan pertumbuhan kasus corona ini bersifat eksponensial. Sejak diumumkan 2 Maret dimana hanya ada 2 kasus maka per tanggal 26 Maret sudah menjadi 893 kasus artinya ada pertumbuhan 200 kali lipat hanya dalam kurun waktu 25 hari. Jika skala pertumbuhannya sama dan tidak ada langkah drastis untuk meredamnya maka dalam satu bulan kedepan angka 893 kasus akan naik menjadi 90.000 kasus (naik 200 kali lipat).
Tentu kita tidak berharap tragedi kemanusiaan di Iran dan Italia terjadi di Indonesia. Oleh karena itu butuh kesadaran masyarakat yang tinggi dan langkah pemerintah yang berani dan tepat. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai sebaran Covid19 adalah social distancing, cicing diimah dan jangan ngodod ! serta terus menjaga pola hidup bersih dan sehat. Bagi yang masih tetap beraktifitas untuk menafkahi keluarga semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi.
Dalam menghadapi pandemik covid19 semua pihak harus bersatu padu tak perlu banyak wacana dan berdebat, menyelamatkan jiwa merupakan (*_Hifdhun nafsi_*) harus menjadi misi kita semua. Saya yakin kita akan memenangkan peperangan ini, semua akan usai dan berlalu, seperti lirik lagu chrisye ~Bad Day Pasti Berlalu ~
Penulis : Abdul Mukti, S.Pd. Alumni STKIP Muhammadiyah Kuningan, tinggal di Desa Cikadu – Nusaherang