KUNINGAN (MASS)- Meski tidak seramai pada tiga tahun sebelumnya ketika pendemi belum melanda, aktivitas di Klenteng Kun An Tong pada tahun baru Imlek 2573 yang terletak di Jalan Siliwangi selalu ada yang melaksanakan sembahyang.
Apalagi kalau pada tahun baru Imlek 2753 seperti sekarang ini, warga datang untuk memanjatkan doa agar pencapaian tahun 2022 lebih baik dari sebelumnya.
Warga keturunan Tionghoa bisa melaksanakan sembahyang dari tangggal 1-15 Februari. Dan ini sudah dipahami semua dan tahun ini shionya adalah macan air.
“Ya seperti ini sepi karena kan pandemic sehingga tidak ada perayaan tahu baru imlek. Seingatnya sudah tiga tahun tidak dilaksanakan,” ujar Toto petugas penjaga klenteng.
Sebelumnya, lanjut dia, pihak klenteng memberikan bantuan sembako dan uang tunai kepada warga keturunan yang tersebar di beberapa titik di Kuningan.
“Ini mah tradisi yang terus dilakukan oleh agar warga Tionghoa saling berbagi,” jelasnya.
Terpisah, Yusuf Agung yang baru usai melaksanakan sembahkan mengaku, harapan utama dari datangnya tahun baru adalah kebersamaan dan sehat.
“Bagi saya ingin pendemi menghilang agar warga bisa lebih optimal dalam berbagai hal,” jelasnya.
Ia sendiri melaksankan sembahyang di Kuningan bersama saudaranya. Yusuf sendiri kini tinggal di Slawi Jateng.
Yusuf mengaku datang bersama saudaranya dari Solo dan hal ini rutin dilakukan setiap tahun baru Imlek. Selain sembahyang mereka juga mengunjungi makam orang tuanya dan leluhurya yang ada di Kuningan.
Sekadar informasi kaum tionghoa pertama kali datang ke Kuningan adalah di Kecamatan Luragung. Setelah itu menyebar dan kini kebanyakan di wilayah perkotaan.
Di Kecamatan Luragung sendiri banyak makam-makam Cina. Selain di Cilimus dan Jalan Lingkar Purwawinangun.(agus)