KUNINGAN (MASS) – Setelah di demo mahasiswa soal bansos dan dituduh memboroskan anggaran sebesar Rp1,55 miliar.
Hal itu karena 7.761 penerima bansos ternyata invalid data, Kepala Dinsos Kabupaten Kuningan Dudy Budiana menangkisnya dengan lugas.
Hal itu, disampaikannya di hadapan para wartawan saat diwawancarai sesaat setelah aksi mahasiswa selesai.
Dudy bilang, tudingan pemborosan sebersar itu tidak benar karena bantuan tetap tersalurkan pada masyarakat yang membutuhkan.
“Soal penerima invalid data itu kan ditemukan setelah audit BPK. Invalid disana itu kan terdiri dari beberapa item, tidak punya NIK, Invalid NIK, double dan ganda,” jelasnya.
Karenanya, dirinya mempertanyakan darimana pemborosannya ? Dudy menegaskan, bantuan semuanya sampai kepada yang berhak.
“Ada tanda terima, ada bukti dan berita acaranya kok,” ujarnya.
Dikatakan, NIK ada yang online ada yang belum atau ada versi lama versi baru. Dalam perjalanannya terus diperbaiki.
Dirinya menegaskan, masyarakat yang tidak punya NIK bukan berarti tidak menerima bantuan.
Dudy, mengutip sembari menyebut lupa nomernya tentang SE KPK yang menyebutkan selagi memang berhak menerima, meski tidak tercatat DTKS, berilah bantuan, nanti dimasukan.
Ditambahkannya lagi, soal administrasi, NIK misalnya, bisa diselesaikan belakngan. Yang utama, keselamatan jiwanya terlebih dahulu. (Eki)