Connect with us

Hi, what are you looking for?

Incident

Dishub Akui Travel Gelap Marak, Tapi Sulit Ditindak

KUNINGAN(Mass)-  Kecelakaan minibus Luxio nopol B 1138 UKS di Tol Cipali yang menyebabkan tewasnya tujuh penumpang menggegerkan warga Kabupaten Kuningan. Pasalnya, delapan  dari 10 penumpang merupakan warga Kuningan asal Kecamatan Cibingbin dan Luragung, sedangkan sisa warga Tangerang (belakangan diketahui korban merupakan warga Kuningan yang sudah pindah alamat ke Tangerang)

Kejadian kecelakaan yang terjadi pada Minggu (15/1/2017) dinihari sekitar pukul 02.30 WIB itu akibat sang supir mengantuk. Diduga kuat mobil tersebut adalah travel gelap yang selama ini marak beroperasi di wilayah Kuningan.

Kadishub Kabupaten Kuningan Deni Hamdani melalui Kabid Angkutan Aan Hanaro tidak menampik banyaknya travel gelap yang beroperasi di wilayah Kuningan. Pihaknya tidak bisa menindak karena bukan ranah Dishub melakukan tindakan.

“Ya kami mengetahui adanya travel gelap. Kami bukan tidak bisa bertindak tapi bukan kewenangan Dishub,” ucap Aan kepada Kuningan Mass,  Senin  (16/1/2017).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Diterangkan, karena menjadi penumpang travel gelap berbahaya, maka pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada penumpang agar memilih travel resmi. Sebab, ketika ada kejadian kecelakaan akan mendapatkan perlindungan.

“Kalau yang resmi ketika ada kecelakan mendapatkan santunan. Kami berharap kejadian ini menjadi pembelajaraan bagi warga terutama yang sering menggunakan travel gelap,  sehingga beralih  menggunakan travel yang resmi,” tandasnya.

Mengenai jumlah travel resmi sendiri lanjut Aan, di Kuningan lebih dari 10 travel (perusahaan). Mereka pun selama ini mengeluh terkait maraknya tarvel gelap.

“Sekali lagi kami jelaskan bahwa bukan ranah kami melakukan razia. Kewenangan Dishub itu ada di terminal dan jembatan timbangan. Kalau pun di jalanan harus didampingi pihak kepolisian,” ujarnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sekedar informasi marakanya travel gelap di Kuningan karena banyak warga yang merantau ke kota besar khususnya Jakarta. Mereka beralasan menggunakan bus tidak bisa sampai ke lokasi mereka.

Berbeda dengan menggunakan travel yang menggunakan sistem antar jemput. Untuk ongkos pun tidak jauh berbeda sehingga mereka merasa nyaman. (agus)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version