KUNINGAN (MASS) – Pernyataan Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE terkait kerusakan gunung Ciremai pada saat sambutan Hari Jadi Kuningan ke 522 di Rapat Paripurna Istimewa, menuai reaksi dari berbagai pihak.
Banyak komentar di medsos pernyataan politisi PDIP itu dinilai ngawur. Hal itu karena yang disebutkan adalah data 2010. Sedangkan saat ini kondisinya sudah baik.
Menyikapi hal itu Zul kembali mengatakan sebagai lembaga resmi pihaknya tidak mungkin asbun terkait data tersebut. Sebab, merupakan hasil kajian UGM.
“Masa lembaga resmi menyebutkan data asal-asalan. Kami tentu ada dasar. Kalau tidak percaya tinggal datang ke gedung dewan,” ujar Zul Sabtu malam di sela-sela menghadiri acara Doa Bersama Polres Kuningan dan Jurnalis.
Pihaknya akan terus memanggil berbagai pihak yang pro ddan kontra. Sedangkan yang terakhir akan memanggil pihak TNGC.
“Warga sangat mendukung langkah kami karena mereka yang merasakan,” jelasnya.
Sekadar mengingatakan, Zul mengatakan setelah hampir 17 tahun sejak ditetapkannya gunung Ciremai menjadi wilayah taman nasional, masyarakat tidak merasakan nilai manfaat dari pengelolaan BTNGC tersebut.
“Warga di lereng gunung Ciremai seakan -akan menjadi tamu di kampung halamannya tanpa dapat melakukan pemanfaatan atas kekayaan alam yang dimiliki,” jelas Zul.
Kemudian ia melanjutkan, dilihat dari sisi fungsi ekologi salah satu tugas pokok BTNGC adalah untuk melindungi kawasan hutan.
Namun berdasarkan kajian dan penelitian dari ahli konservasi Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada menyebutkan bahwa TNGC telah mengalami tingkat kerusakan yang cukup mengkhawatirkan.
“Diperkirakan seluas 42,54% dari luas TNGC dan berdasarkan pemantauan lapangan DPRD di kawasan Bukit Seribu Bintang dan Bukit Lambosir, kerusakan tersebut sangat nampak,” jelasnya.
Itulah sebabnya lanjut ia, DPRD untuk membentuk panitia khusus evaluasi TNGC. Hal ini unutuk mengevaluasi kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan BTNGC.(agus)