KUNINGAN (MASS)- Berdasarkan fakta dan data permasalahan narkoba saat ini, Indonesia berada dalam status darurat narkoba sehingga diperlukan penangan secara serius dan komprehensif dari seluruh komponen masyarakat.
Berdasarkan hasil pengujian Balai Laboratorium Narkotika BNN hingga tahun 2016 ditemukan 65 jenis narkotika baru yang beredar di Indonesia yang termasuk dalam kategori New Psychoactive Substances (NPS) yang memberikan efek setara dengan narkotika.
Fenomena ini menuntut kewaspadaan semua pihak untuk melindungi diri, keluarga, dan lingkungan dari kejahatan narkoba. Dalam kerangka itulah BNNK Kuningan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, diantaranya perguruan tinggi.
Hal Ini untuk membangun jejaring dan sinergitas membangun komitmen untuk menciptakan lingkungan kampus yang bersih dari peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
Sejalan dengan itu Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kuningan pada Senin (20/11) menyelenggarakan kegiatan Asistensi Penguatan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba (Bangwawan) di Lingkungan Kampus Universitas Islam Al Ihya Kuningan.
Kegiatan asistensi secara resmi dibuka oleh Kepala BNNK Kuningan Edi Heryadi MSi yang turut menyampaikan materi mengenai Kebijakan P4GN di lingkungan kampus. Asistensi juga dihadiri oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Kuningan Agus Mulya SPd MSi, serta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unisa Sulaeman, M.Ag.
Kegiatan asistensi Bangwawan juga menghadirkan nara sumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dr Hj Susi Lusiyanti MM. Adapun materi seputar deteksi dini penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan asistensi di lingkungan kampus ini diikuti oleh sejumlah perwakilan mahasiswa, dosen dan karyawan Universitas Islam Al Ihya Kuningan.
Kepala BNNK Kuningan Edi Heyadi menyampaikan bahwa asistensi penguatan Bangwawan di lingkungan kampus sesungguhnya merupakan suatu bentuk kepedulian dalam menghadapi salah satu permasalahan serius yang dihadapi bangsa Indonesia yakni masalah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
Berharap agar setelah mengikuti asistensi ini para peserta yang terdiri dari perwakilan mahasiswa, dosen, dan karyawan Unisa dapat menghasilkan komitmen bersama dalam mewujudkan sinergitas program P4GN sesuai kapasitasnya, sehingga ke depannya akan tercipta generasi yang mampu menolak segala bentuk peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. (agus)