“Belum diketahui penyebabnya karena kami baru mengambil sample air untuk di periksa di lab. Kenapa hanya air? Karena untuk makanan sudah tidak ada,” ucapnya Kadinskes Kuningan H Raji MKes melalui Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dr Eva Maya, Selasa (23/1/2018).
Saat ini lanjut dia, ada 13 santri yang masih dirawat dengan rincian enam orang di RSUD Linggarjati dan tujuh orang di Puskesmas. Sedangkan sisanya ditangnani di Pesantren oleh tim Puskesmas.
“Mengenai jumlah total pasien yang dirawat adalah 67 orang. Data itu hingga Selasa siang,” tambahnya.
Mengenai pasien yang dirawat apakah biaya perawatan ditanggung pemerintah, Eva menyebutkan, pihaknya tidak fokus ke hal itu, karena bukan urasan bidangnya.
Sementera itu, sebelumnya pihak pesantren membantah kalau penyebab keracunan bersumber dari makanan. Ia menegaskan apabila dari makanan maka bukan 94 orang tapi semua santri yang berjumlah 700 orang.
“Yang menyantap makanan yang dibagikan Minggu adalah 700 santri. Kalau penyebabnya adalah makanan maka harus semua karena makanan yang dimasak sama diberikan kepada semua santri dan yang masaknya pun orang yang sama,” tandas Ahmad Fauzan kepada wartawan.
Kejadian ini sangat menggegerkan warga Kuningan karena mengingatkan kejadian keracunan masal yang terjadi di Kelurahan Ciguntung pada tahun 2017, kala itu puluhan orang mengalami muntah-muntah dan pusing usai menyantap hidang makanan di lokasi hajatan. (agus)