KUNINGAN (MASS) – Bawang dan cabe, dianggap Pemerintah Kabupaten Kuningan sebagai biang penggerak inflasi (kenaikan harga) komoditas bahan pangan.
Hal itulah yang jadi alasan Pemkab Kuningan, akan melakukan penanaman dua komoditas tersebut di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan. Total 32 kecamatan.
Keseriusan itu disampaikan Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar dalam Jawaban Bupati Terhadap PU Fraksi, yang diserahkan dalam Rapat Paripurna, Selasa (8/7/2025).
Penanaman bawang dan cabe, tertuang dalam program unggulan Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar M Si, Tatapakan Jati. Itu ditegaskan dalam jawaban dari PU PDIP.
Catatan dari Fraksi PDIP
“Meminta penjelasan rumusan kemampuan pasar dari kebutuhan masyarakat di 32 kecamatan, terhadap produksi cabe dan bawang, dan fraksi. Kami yakin pemerintah sudah punya data kebutuhan tersebut, dan sudah punya data kemampuan petani Kuningan dalam memproduksi cabe dan bawang serta sudah mempunyai data berapa kebutuhan cabe dan bawang kita dipenuhi dari daerah lain di pasar kita.”
Jawaban Bupati:
“Program unggulan Tatapakan Jati melalui tanam cabe dan bawang di 32 kecamatan ditujukan untuk diversifikasi produk pertanian. 2 (dua) komoditas ini dipilih atas dasar komoditas ini selalu menjadi penggerak inflasi. Sehingga dengan keberadaan cadangan cabe dan bawang di setiap wilayah akan menjaga kestabilan harga.”
Sebelumnya, Fraksi PDIP juga mempertanyakan Program Unggulan lainnya, Nata Daya, yang isinya membangun 100 alun-alun di Kabupaten Kuningan.
Catatan dari Fraksi PDIP:
“Mohon penjelasan terkait rencana pembangunan 100 alun alun, dengan prototipe seperti apa sehingga pertumbuhan ekonomi dan pariwisata terbangun.”
Jawaban Bupati:
“Terkait rencana program unggulan nata daya dengan pembangunan 100 alun-alun, prototipe yang diusung akan didasarkan pada prinsip keberadaan alun-alun sebagai entitas budaya dalam masyarakat indonesia yang telah berperan sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Alun-alun desa akan memerankan fungsi sebagai ruang publik yang asri, ramah anak, lansia dan difable sekaligus menjadi pusat kegiatan ekonomi dan pentas seni budaya lokal.
Keberadaan alun-alun desa ini akan menjadi daya tarik wisata bagi penduduk setempat dan wisatawan luar seiring dengan meningkatnya aktivitas seni budaya yang dilaksanakan di alun-alun desa. Harapannya, seluruh kegiatan akan mendorong peningkatan perputaran ekonomi di desa tersebut.”
(eki)