YOGYAKARTA (MASS) – Sejumlah mahasiswa yang terganung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Kuningan Yogyakarta (IPMK-YK) mengikuti kegiatan Art Class, membatik, pekan lalu.
Ketua Umum IPMK, Reza, mengatakan kegiatan Art Class digelar dengan tema “Membatik Bersama”. Kegiatan ini, dilakukan karena remaja masa kini telah perlahan kehilangan rasa mencintai budaya tradisional Indonesia.
“Kegiatan yang diadakan Divisi Kesenian ini, agar para warga IPMK-YK dapat mempelajari seni dan budaya Indonesia. Dan diharapkan dapat memupuk rasa cinta tanah air, serta meningkatkan daya kreatifitas warga IPMK-YK karena dengan menjadi kreatif, kualitas kita sebagai manusia akan meningkat,” tuturnya.
Hal itu, tentu logis karena proses membatik ini cukup rumit, membutuhkan kesabaran dan ketelitian, membatik juga dapat melatih kesabaran dan memunculkan rasa tenang.
Maka dengan membatik ini diharapkan dapat membentuk karakter warga IPMK-YK menjadi karakter yang lebih teliti, disiplin dan bertanggung jawab.
“Membatik memiliki banyak manfaat, yang tentunya dapat bermanfaat juga bagi warga IPMK-YK yang ikut serta dalam kegiatan Art Class kali ini,” ujar Reza.
Membatik, lanjutnya. dapat membuat perasaan seseorang menjadi lebih positif. Kegiatan ini, juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental, seperti menurunkan tingkat depresi dan kecemasan sosial karena dapat memberikan kebebasan untuk bereksplorasi atas hasil karya artistik yang dibuat.
“Menurut penelitian, dengan mengeksplorasikan emosi, kita akan lebih mudah mengatur perasaan dan impuls yang berkonflik dalam suatu bentuk estetika yang dapat memberikan energi positif dan kepuasan tersendiri bagi penikmatnya,” ucapnya.
Kegiatan membatik sendiri, dipandu oleh Dwi Sabilla, mahasiswi asal Kabupaten Kuningan yang kini menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta. Kegiatan dimulai dengan memperkenalkan peralatan yang dipakai, seperti canting, kompor, kain, malam, pewarna dan diperkenalkan juga beberapa teknik membatik.
Kemudian semua peserta diberikan kain dan pensil untuk tahap pertama dalam membatik, membuat sketsa. Semua peserta dibebaskan untuk membuat sketsa mereka masing-masing. Para peserta berkreasi dengan desain yang sesuai dengan keinginan peserta, dari sketsa batik tradisional sampai sketsa yang lebih modern.
Setelah selesai membuat sketsa mereka mulai masuk ke tahap selanjutnya, mencanting (menempelkan lilin) ke sketsa yang sudah digambar. Pada tahap mencanting ini, beberapa peserta nampak cukup kesulitan karena lilin yang panas harus ditempelkan pada kain menggunakan canting.
Namun setelah beberapa kali mencoba akhirnya semuanya mulai bisa dan terbiasa untuk melakukan teknik mencanting pada desain batik mereka. Proses ini cukup memakan waktu lama, meski demikian seluruh peserta yang hadir terlihat sangat antusias dengan sketsa mereka masing masing.
Proses terakhir, dilakukan pewarnaan pada kain batik dengan menggunakan pewarna yang sudah di siapkan, lalu kain dilarutkan ke dalam pewarna yang sudah disiapkan sehingga hasilnya pun dapat terlihat indah. (eki/rl)