KUNINGAN (MASS)- Sekda Kuningan Dr Dian Rachmat Yanuar MSi menerangkan, pencegahan dan mitigasi harus menjadi ruh kesiapsiagaan bencana, yang diperingati setiap tanggal 26 April.
Hal ini bersamaan momentum lahirnya undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Dikatakan, wilayah Kabupaten Kuningan sangat rawan terhadap bencana, antara lain bencana hidrometeorologi, yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dan bencana geologi, seperti misalnya erupsi gunung berapi dan gempa bumi.
Menurut data yang terlaporkan kepada BPBD, di tahun 2020 terjadi 260 kejadian bencana dan tahun 2021 sampai dengan tanggal 25 april 2021 telah terjadi 114 kejadian bencana di Kabupaten Kuningan.
Sekda menyampaikan, mencermati perkembangan cuaca melalui informasi BMKG adalah salah satu upaya kesiapsiagaan bencana.
“Sudah menjadi agenda kita semua membangun kemandirian, dan mendorong perencanaan pembangunan tematik,” ujar Dian dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2021 di Kantor BPBD Kabupaten Kuningan.
Selanjutnya Dian yang juga Kepala BPBD Kuningan menuturkan, dalam penanggulangan bencana perlu adanya replikasi dan adaptasi mekanisme penanggulangan bencana di beberapa negara maju, sebagai contoh adalah sendai framework, yang diambil dari pola pemerintah jepang.
Dikatakan, ada implementasi di tataran pemerintah republik Indonesia dalam kesiapsiagaan bencana ada beberapa hal yang dapat dilaksanakan.
Utamanya lanjut dia, adalah dalam rangka mitigasi kebencanaan. karenanya, upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan harus terus menerus dilakukan.
Ia menjelaskan, dalam kegiatan ini terdapat latihan evakuasi mandiri diawali dengan pemukulan kentongan/lonceng/alarm/sirine sebagai penanda simulasi, tepat pada pukul 10.
“Selanjutnya masyarakat bergerak menuju tempat evakuasi yang aman dan mudah dijangkau masyarakat dalam waktu singkat.” jelasnya.
Melalui latihan evakuasi mandiri, Kepala BPBD ini berharap masyarakat semakin tangguh menghadapi bencana, lebih dari itu, muncul kesadaran dari lubuk hati yang paling dalam tentang pentingnya “sadar bencana” serta ketegasan dari pemimpin atau kepala daerah.
Hadir dalam kegiatan ini para peserta dari PMI Kuningan, BTB (Baz Tanggap Bencana), TAGANA, SENKOM, Damkar Kuningan, Destana Karangsari, RAPI Rider, Pegawai dan THL BPBD serta Darma wanita BPBD Kuningan.
Ia menambahkan, pentingnya ketegasan dari pemerintah dan para pemegang kebijakannya terhadap 4 langkah kesiapsiagaan bencana harus betul betul tersampaikan, dapat difahami dan menjadi suatu budaya di masyarakat.
“Sehingga sedari awal semua langkah-langkah kesiapsiagaan bencana dapat diimplementasikan secara mandiri menurut kearifan lokal setempat yang ada di lapisan seluruh masyarakat,” ujarnya. (agus)