KUNINGAN (MASS) – Perkembangan peradaban dunia khususnya dalam bidang teknologi, telah mengubah fundamental cara manusia menjalani kehidupan. Teknologi yang semakin canggih tidak hanya mengubah metode belajar dan cara berinteraksi, tetapi juga membentuk pola pikir dan kebiasaan sosial yang semakin tergantung pada perangkat digital. Media sosial dianggap sebagai pisau bermata dua, karena dampaknya tergantung pada bagaimana individu mengelola citra dirinya. Meskipun membuka ruang ekspresi dan koneksi global, ia juga berpotensi merusak identitas dan memperburuk masalah psikologis, seperti kecemasan dan ketergantungan pada validasi eksternal. Hal ini paling berpengaruh kepada remaja karena mereka berada pada usia transisi dimana kesehatan mental masih labil. Fenomena yang semakin meluas adalah cyberbullying, terutama mengintai kaum remaja. Bentuk penindasan ini mengeksploitasi kelemahan psikologis korban, yang menyebabkan dampak jangka panjang yang serius.
KUNINGAN (MASS) – Perkembangan peradaban dunia khususnya dalam bidang teknologi, telah mengubah fundamental cara manusia menjalani kehidupan. Teknologi yang semakin canggih tidak hanya mengubah metode belajar dan cara berinteraksi, tetapi juga membentuk pola pikir dan kebiasaan sosial yang semakin tergantung pada perangkat digital. Media sosial dianggap sebagai pisau bermata dua, karena dampaknya tergantung pada bagaimana individu mengelola citra dirinya. Meskipun membuka ruang ekspresi dan koneksi global, ia juga berpotensi merusak identitas dan memperburuk masalah psikologis, seperti kecemasan dan ketergantungan pada validasi eksternal. Hal ini paling berpengaruh kepada remaja karena mereka berada pada usia transisi dimana kesehatan mental masih labil. Fenomena yang semakin meluas adalah cyberbullying, terutama mengintai kaum remaja. Bentuk penindasan ini mengeksploitasi kelemahan psikologis korban, yang menyebabkan dampak jangka panjang yang serius.
Pendidikan Berkarakter sebagai Garda Terdepan dalam Menangani Cyberbullying
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, pendidikan ini memiliki fungsi sebagai bekal bagi umat manusia dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan. Dilaksanakan pendidikan bertujuan menyiapkan generasi penerus yang tidak hanya terampil, tetapi juga mengamalkan nilai dan moral yang berlaku di masyarakat. Melalui berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan, pendidikan ini membantu siswa memahami dan mengadaptasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Peran pendidikan karakter yang terintegrasi, secara terstruktur dan berkesinambungan dalam berbagai kegiatan sekolah sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik. Kecerdasan emosional yang berkembang memungkinkan siswa untuk lebih efektif dalam mengelola emosi dan hubungan interpersonal, yang pada gilirannya memudahkan mereka menghadapi tantangan dan masalah kehidupan.
Cyberbullying atau perundungan berasal dari perilaku bullying akan tetapi tempat terjadinya yang berbeda. Dimana cyberbullying terjadi di dunia maya sedangkan bullying adalah perbuatan di dunia nyata. Artinya cyber bullying ini menganggu korban secara psikis, hal ini tentunya sangat berbahaya karna berdampak pada psikologis bahkan mental korban cyber bullying. Kasus ini sudah banyak merugikan manusia, termasuk kaum remaja. Dimana para remaja yang harus nya memiliki pemikiran yang sehat untuk senantiasa berkembang untuk kemajuan negeri, ia harus memiliki ganguan kesehatan mental, kecemasan atau hal lainnya yang berdampak pada perkembangan dirinya. Ganguan mental bukan semata-mata penyakit yang bisa disembuhan dengan bantuan obat dan pemeriksaaan dari tenaga kesehatan, namun dalam hal ini harus ikut serta dari diri sendiri dan lingkungan sekitar yang membawa dampak baik bagi korban. Selain itu, pendidikan juga salah satu cara untuk bisa menangani kasus ini, dimana dalam pendidikan kita akan mendapatka wawasan yang luas dan bagaimana cara kita berpikir untuk menghadapi berbagai macam persoalan yang terjadi. Bukan hanya bagi korban pendidikan juga bisa mengubah pandangan dari pelaku yang melakukan cyberbullying dimana ia akan memiliki sikap peka terhadap sesama, simpati dan empati untuk tidak melakukan hal yang merugikan tersebut.
Masa Depan Tanpa Cyberbullying
Keterpurukan yang dialami oleh korban cyberbullying seringkali menjadi bagian dari kehidupan seharihari mereka. Dampak emosional yang ditimbulkan dari pelecehan dan perundungan online dapat merusak kepercayaan diri, menyebabkan kecemasan, depresi, bahkan gangguan fisik yang serius. Bagi banyak remaja, efek jangka panjang dari perundungan dunia maya ini tidak hanya merusak mental mereka, tetapi juga membentuk pandangan mereka tentang dunia dan diri sendiri. Menyadari betapa parahnya dampak ini, sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa cyberbullying bukanlah masalah sepele. Sebagai pengguna media sosial kita memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik tanpa merugikan orang lain di media online. Dengan menanamkan sikap berfikir kritis pada hal terjadi, berprasangka baik pada orang lain, serta menjaga hati dan diri untuk tidak menghina orang lain. Kejadian ini bukan akhir dari segala nya, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik dimana generasi muda dapat tumbuh dalam lingkungan online yang aman, positif, dan bebas dari ancaman bullying
- Teknologi Sebagai Alat Positif: Dimasa depan tanpa cyberbullying, teknologi tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai alat pencegahan yang efektif. Dengan kemajuan teknologi yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan mendukung pertumbuhan pribadi. Teknologi, dengan pendekatan yang tepat, dapat menjadi kekuatan yang positif dalam membantu individu membangun personal branding yang autentik, serta menciptakan peluang-peluang yang bermanfaat di masa depan, baik dalam karier maupun kehidupan sosial. Dalam hal ini penting juga dalam menanamkan pemahaman diri mengenai hal-hal yang seharusnya kita dekati di media sosial serta mana hal yang seharusnya dijauhi dalam bermedia sosial. Selain itu juga ada inovasi dalam teknologi dalam pemanfaatan AI harus dibuat untuk dapat membantu mendeteksi perilaku bullying secara real-time dan memberikan intervensi yang diperlukan sebelum masalah berkembang lebih jauh .
- Mendorong komunikasi terbuka: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak dan remaja untuk membicarakan pengalaman mereka secara online sangat penting dalam upaya mencegah dan menghilangkan penindasan maya. Orang tua, pendidik, dan teman harus berperan aktif dalam mendorong anak untuk terbuka ketika mengalami atau menyaksikan perundungan digital. Dengan menjalin komunikasi yang terbuka dan tanpa rasa takut dikritik, anak akan lebih nyaman mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya, baik sebagai korban maupun sebagai saksi. Hal ini memungkinkan mereka mendapatkan dukungan emosional yang mereka perlukan, serta bantuan yang sesuai dari orang dewasa dan pihak berwenang.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, kita dapat membangun lingkungan digital yang lebih aman dan mendukung bagi remaja, sekaligus mengurangi insiden cyberbullying secara signifikan. Penting bagi kita untuk memastikan bahwa anak-anak dan remaja merasa dihargai, didengar, dan memiliki akses untuk melaporkan serta mendapatkan dukungan ketika mereka menghadapi masalah di dunia maya.
Penulis : Tia Nur Fadhilah