KUNINGAN (MASS) – Pencapaian visi Kuningan Maju (Makmur, Agamis dan Pinunjul) Berbasis Desa, kelihatannya patut diingatkan berbarengan dengan ultah Kuningan yang ke 524 ini. Peringatannya bukan hanya sekadar yang baik-baik saja, namun perlu juga diingatkan kekurangannya agar tidak memunculkan keterlenaan.
Satu point yang cukup menggelitik yaitu masuknya beberapa desa yang ditetapkan sebagai Desa Pinunjul tapi pada kenyataannya divonis miskin ekstrim. Fenomena ini patut menjadi bahan kajian lantaran menjadi sebuah ironi.
Dari data yang diperoleh, di Kabupaten Kuningan ini telah ditetapkan 100 Desa Pinunjul sejak 2019. Sebarannya di banyak kecamatan. Tapi kemudian, dari 100 desa pinunjul tersebut, terdapat tiga desa yang divonis miskin ekstrim.
Ketiga desa tersebut antara lain Desa Cibingbin Kecamatan Cibingbin, Desa Kalimanggiskulon Kecamatan Kalimanggis, dan Desa Gunungsari Kecamatan Cimahi. Beruntung masih 3 desa. Bagaimana kalau puluhan desa? Jangan sampai muncul meme “Miskin Pinunjul”.
Sebagai bahan refleksi ultah Kuningan, tulisan singkat ini dianggap cukup. Sebab kalau bahasannya merembet ke jalan rusak, nasib bangunan RSCI, atau polemik pameran pembangunan yang membuat persiapannya gerasah-gerusuh, nanti bakal panjang lagi.
Apalagi kalau membahas segudang penghargaan yang berhasil diraih Kuningan semisal opini WTP, layak anak dan lain-lain. Wilujeng milangkala Kuningan nu ka 524. (deden)