Connect with us

Hi, what are you looking for?

Village

Desa Ini Sulit Sinyal, Langka Pupuk dan Terkendala Irigasi Air

JAPARA (MASS) – Visi Kuningan Maju (Makmur Agamis Pinunjul) Berbasis Desa nampaknya masih cukup jauh untuk terwujud. Satu contoh, tidak sedikit desa yang sulit mengatasi kendala dalam memajukan masyarakatnya.

Seperti yang dialami Desa Citapen Kecamatan Japara. Masyarakat di sana sukar diarahkan menjadi desa digital. Pasalnya, sinyal internet di desa tersebut sulit masuk. Dari 10 desa yang berada di Kecamatan Japara, Citapen satu-satunya desa yang punya masalah tersebut.

“Dari dulunya desa ini sulit sinyal. Saya pernah ngadain wifi dengan disambung-sambungkan ke masyarakat secara luas. Tapi ya akhirnya kita bergantung ke wifi (massal, red) tersebut. Kalo ada gangguan wifi, ya mati semua,” ujar Kades Citapen, Dayat Marthines kala dikonfirmasi kuninganmass.com, baru-baru ini.

Bukan hanya sinyal handphone dan internet, desa itupun punya kendala dalam memajukan para petani. Saat ini terjadi kelangkaan pupuk terutama pupuk bersubsidi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Yang punya kartu tani sih banyak. Antara 59-60 orang lah. Tapi ya ketika mau beli pupuk bersubsidi, gak dapet. Pupuk non subsidi juga terbatas,” ungkapnya.

Dari kelangkaan pupuk ini membuat pemilik lahan sawah sulit mengontrakkan lahannya. Petani juga lebih memilih alih profesi ketimbang menggeluti bidang yang ongkos produksinya lebih mahal dari hasil.

“Sudah mah pupuk langka, pengairan irigasi di desa ini pun minim. Dalam setahun petani hanya bisa panen 2 kali. Itu juga untung-untungan kalo cuaca hujannya lebih lama,” tuturnya.

Pupuk organik tak bisa dijadikan solusi di Desa Citapen. Setelah berpraktek, hasil panennya justru lebih rendah. Masyarakat petani malas menggunakannya lagi, ditambah pasokan air irigasi untuk lahan sawah di Citapen seret.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Wajar kalau banyak masyarakat yang menjadikan lahan sawahnya menjadi lahan darat. Apalagi regenerasi profesi tani ini tak berjalan. Ya konsekuensinya pesawahan jadi semakin berkurang,” kata Dayat. (deden)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version