KUNINGAN,- Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH menghadiri Deklarasi Saudagar Madu (Gardu ) Indonesia dan depan Tugu KM Nol di Jalan Siliwangi atau tepat depan toko mas Macan di Kuningan, Minggu (14/11/2021).
Sebagaimana diketahui bersama, madu memiliki keunggulan dan khasiat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, sehingga tentu sangat perlu untuk terus dilestarikan dan dibudidayakan,.
Madu selain memiliki nilai ekonomis tentu dapat membuka lapangan kerja baru khususnya untuk masyarakat Kabupaten uningan.
“Kami pemerintah daerah, sangat mendukung dengan adanya Deklarasi Saudagar Usaha Madu ini. mari kita manfaatkan dengan baik demi meningkatkan potensi kabupaten kuningan yang luar bisa dalam budidaya madu dan semoga para saudagar madu ini harus menjadi garda terdepan terkait olahan madu” tutur Acep.
Pada acara tersebut para saudagar madu, mengenalkan jenis jenis olahan madu kepada Bupati dan di kesempatan tersebut ada yang menarik perhatian Bupati Acep, yakni mengenai madu Trigona.
Madu Trigona, dihasilkan oleh lebah kecil, kurus, berwarna hitam yang dikenal sebagai lebah Trigona atau dikenal di Sunda sebagai lebah Teuweul. Lebah ini adalah spesies primitif yang hanya menghasilkan sedikit madu.
Lebah Trigona adalah hewan liar dan tidak secara tradisional membuat madu di sarang lebah heksagonal. Tetapi mereka menyimpan madu mereka dalam struktur hitam dan coklat kecil yang tidak teratur, ditutupi dengan propolis.
Rasa madu Trigona sangat unik dan berbeda dari madu biasa. Madu trigona berwarna agak gelap, tidak terang, dengan rasa sedikit manis, asam dan pahit. Dikatakan memiliki kisaran nutrisi dan nilai gizi yang lebih tinggi daripada lebah normal.
Madu memiliki sifat antibakteri yang sangat tinggi, sebanding dengan manuka Selandia Baru kualitas terbaik. Jenis madu ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam pengobatan modern.
Bupati Acep mengatakan budidaya madu trigona dapat menjadi salah satu peluang masyarakat untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
Dalam kesempatan itu pula Bupati meminta masyarakat pembudidaya Madu Trigona dapat menjaga memerhatikan standar kualitas dan mutu, supaya konsumen merasakan manfaat yang maksimal dari madu.
“Terlebih di masa pandemi ini, madu sudah menjadi pilihan utama masyarakat dalam menjaga ketahanan tubuh. Jangan lupa untuk menjaga kualitas Madu Trigona” ucapnya
Selain itu dikatakan Bupati, saya berharap agar proses pengelolaan madu ini juga dapat dijaga dan dilestarikan agar potensi ini tidak habis dan tetap menjaga kualitas sehingga tetap bisa bersaing di pasar lokal maupun internasional.
Selain kegiatan deklarasi, para saudagar madu juga melakukan kegiatan pengecatan Tugu Titik Nol Kilometer Kuningan, yang secara simbolis pengecatan pertama di lakukan oleh Bupati Kuningan.
“Atas nama pemerintah daerah kabupaten kuningan saya juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran saudagar madu yang telah mendukung atas terlaksananya pengecatan tugu titik 0 km kabupaten kuningan ini” ujar bupati.
Selain untuk menambah estetika kota, juga akan menjadi manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.
Ia berpesan kepada seluruh masyarakat agar setelah kegiatan ini tetap menjadi perhatian untuk dijaga dan dipelihara tetap bisa dinikmati keindahannya dan sebagai tanda di awali Nol kilometer menuju berjuta juta kilometer kesuksesan untuk semua warga Kuningan.
Sementara itu, Ketua Gardu Indonesia Muhammad Yusuf, menyebutkan, Kabupaten Kuningan memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Hal ini sebuah potensi yang harus kita manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat banyak tanpa merusaknya, salahsatu yang dapat dihasilkan adalah madu,” ungkap Muhammad Yusuf, Ketua Gardu Indonesia.
Madu asal Kuningan sangat beragam, kata Yusuf, baik dari jenis lebah bersengat seperti Apis Dorsata atau dalam bahas Sunda disebut Odeng, Apis Cerana atau nyiruan dan lebah tanpa sengat yakni Trigona atau Teuweul yang dibagi lagi menjadi beberapa jenis yang merupakan endemik asli Kabupaten Kuningan.
“Selain jenis lebah yang beragam, nektar yang dihasilkan vegetasi yang disediakan alam Kuningan juga sangat melimpah dan bermacam-macam sehingga menghasilkan madu asli yang beragam warna dan rasa,” tambah Yusuf.
Saat ini, Yusuf menambahkan, sudah banyak pemungut madu atau yang biasa disebut pembolang, maupun petani lebah di Kabupaten Kuningan yang sudah sejak lama menghasilkan produk madu asli, namun masih dalam skala kecil dan cara tradisional, serta belum termenej dengan maksimal.(agus)