KUNINGAN (MASS) – Pernyataan Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy SE terkait wabah Covid yang tengah melanda Ponpes Husnul Khotimah membuat kesal banyak orang. Salah satunya Deki Zainal Mutaqin yang kebetulan jebolan pesantren, dia menyoal diksi ‘pembawa limbah’ yang dilontarkan Nuzul.
Meski bukan alumni Husnul, Deki merasa kesal setelah berulang kali menonton video berdurasi 5 menit tersebut. Zul, sapaan Nuzul Rachdy, tidak hati-hati dalam menggunakan diksi (pilihan kata) dengan menyebut Husnul pembawa limbah wabah.
“Beliau mengatakan pembawa limbah wabah, apalagi ditambah wabah segalanya. Secara denonatif dan konotatif pun, arti limbah wabah dalam siatuasi pandemi, menghasilkan interpretasi yang berbeda,” ujarnya.
Bahkan dia mengkhawatirkan, pernyataan tersebut seolah bentuk pembunuhan karakter terhadap pesantren. Padahal, keberadaannya memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan moral bangsa.
“Saya memang berbeda partai dengan pak Nuzul Rachdy. Beliau PDIP, saya Gerindra. Tapi tolong pisahkan antara kompetisi politik dengan masalah ini. Meskipun saya bukan lulusan Husnul tapi saya merasa memiliki,” tandas jebolan pesantren yang kini jadi wakil rakyat berangkat dari Gerindra itu.
Untuk itu, Deki meminta agar Zul segera meminta maaf di ruang publik. Sebab kalau tidak segera diklarifikasi maka dimungkinkan akan menggelombang. Jika memang merasa benar atas pernyataan tersebut, dirinya menantang Zul untuk membedahnya secara keilmuan.
“Tarik ke tengah, kita bedah secara keilmuan. Saya siap membedahnya dengan pak Zul. Bila perlu kita datangkan ahlinya,” tantang Deki. (deden)