KUNINGAN (MASS) – Ust Dede Depriyadi, S.Sy., tokoh pemuka agama muda asal Desa Jalatrang Kecamatan Cilebak, kini didaulat menjadi Ketua Lembaga Dakwah Tarekat Qodoriyah Naqsyabandiyah (LDTQN) Pontren Suryalaya Perwakilan Kab. Kuningan.
Pemilihan Ketua Lembaga Dakwah yang berinduk di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya ini, dilakukan beberapa waktu lalu dalam Musyawarakah Perwakilan (Musper) 2. Selain pemilihan ketua, dilakukan juga penyusunan pengurus anyar periode 5 tahun kedepan dalam kesempatan berikutnya.
Pasca pemilihan, Ust. Depri -sapaan akrabnya-, menegaskan bahwa karena yang namanya organisasi itu berjenjang, maka pasti harus melanjutkan program-program yang sudah ada.
“Kalau diibaratkan lima tahun kemarin adalah fondasi, berarti kita harus meneruskan fondasi tersebut, harus ada terobosan terobosan baru, supaya bangunan organisasi ini terus terwujud, dan itu salah satunya memang sudah tertulis dan sudah terangkum di dalam usulan-usulan dari tiap-tiap kecamatan sebagai rekomendasi program kerja selama lima tahun ke depan,” ujarnya.
Lanjutnya, sebagai Lembaga Dakwah, pihaknya akan terus mendorong para pengurus khususnya dan para ikhwan pada umumnya untuk ikut andil memasyarakatkan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pontren Suryalaya dalam amaliah sehari-hari. Dengan tujuan supaya manusia menjadi insan yang Cageur Bageur lahir dan bathinnya.
Ia juga menargetkan, dalam kepengurusannya nanti, bisa memperluas cabang atau pengurus pembantu perwakilan di tiap Kecamatan se-Kabupaten Kuningan. Saat ini, selain pengurus perwakilan Kabupaten, sudah terbentuk 7 pengurus pembantu perwakilan tingkat Kecamatan.
“Ada dua cara sebetulnya yang lebih ideal untuk membentuk pengurus di Kec. (memperbanyak cabang). Pertama kita liat dulu jemaah (ikhwan)-nya, kalau sudah banyak, baru dibentuk pengurus pembantu, dan ini yang lumrah terjadi di berbagai organisasi. Ada opsi kedua sebetulnya, tidak usah liat jama’ah (ikhwan) banyak, walaupun hanya cukup untuk ketua, sekretaris dan bendahara, minimal tiga orang dari satu kecamatan misalnya, ini harus sudah dibentuk. Motivasinya apa? kalau orang lain dari yang besar ingin lebih besar, kalau pola kedua ini dari yang sedikit ini ingin banyak, dari yang kecil ingin besar, makanya ya itu harus dibentuklah pengurus pembantu perwakilan,” kata Dede Depriyadi.
Ketua LDTQN Kuningan Dede Depriyadi S Sy, didampingi Penasihat/Ketua demisioner dan Pengurus
Sementara, Demisioner Ketua LDTQN Perwakilan Kab. Kuningan, Ust. Hidayatullah, S.Ag., yang juga dipercaya untuk menjadi Penasehat kepengurusan anyar, menitipkan harapan agar LDTQN di Kab. Kuningan bisa lebih maju dan lebih dikenal lagi oleh masyarakat secara luas.
“Harapan kami tentunya ke depan bukan hanya melulu di bidang keagamaan tapi juga harus melebarkan sayap ke bidang sosial masyarakat, seperti bantuan bantuan lah pokoknya di bidang sosial banyak,” tuturnya.
Ia mengamini, selama kepemimpinannya ini masih sangat terbatas terutama dari segi SDM pengurus yang ada. Karenanya selama 5 tahun ini diakui belum maksimal dalam mengembangkan program. Dan harapan itulah yang kini dititipkan ke kepengurusan baru.
“Untuk kesekretariatan memang LDTQN sedang membangun sebuah gedung Majelis Dzikir Daruss Syukur, di atas lahan wakaf kurang lebih sekitar 624 m² dan insya Allah rencananya dua lantai. Lokasinya di Desa Sindangsuka Kec. Luragung. Dan ini bisa diteruskan sebagai mercusuar dakwah LDTQN di Kab. Kuningan,” tuturnya.
Susunan kepengurusan LDTQN Kabupaten Kuningan
Ketua 3 DPP LDTQN Pusat Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Agus Samsul Basyar, M.M., M.Pd., mengaku punya harapan besar untuk LDTQN di Kabupaten Kuningan.
“Supaya lebih bagus lagi, maksimal dalam berdakwah ya terutama dengan metode Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah, dalam rangka mengamalkan, mengamankan dan elestarikan amaliah,” ujarnya.
Soal target punya cabang pengurus tingkat di 32 kecamatan se-Kabupaten Kuningan, dari saat ini 7 Kecamatan saja, Agus mengamininya juga.
“Dengan harapan nantinya itu lebih meriah lagi dakwahnya, dan semua ikhwan bisa bersatu padu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dengan metode dzikir TQN dibina melalui organisasi LDTQN Pontren Suryalaya Tasikmalaya,” terangnya.
Secara garis besar, ajaran TQN ini merupakan dua gabungan tarekat besar yaitu Qodiriyah dan Naqsyabandiyah. Dimana, inti amaliahnya adalah dzikrul zahar (bersuara keras) dan dzikrul khafi (di dalam hati).
Tujuan riyadhoh dari dzikir tersebut, dijelaskannya adalah untuk menjadi manusia yang selalu mengingat Allah dalam setiap keadaan (ngenah nyawa, betah jasad). Dan tentu harapannya bisa mendapatkan ridho Allah. Riyadhoh ini banyak diamalkan pengikut Ponpes Suryalaya. Dan amaliyah itu jugalah yang menjadi cikal bakal terwujudnya organisasi LDTQN.
“Jadi kita itu intinya, orientasinya mendekatkan diri pada Allah”, kata Ust. Agus, menegaskan tujuan LDTQN. (eki)
Video: