KUNINGAN (MASS) – Sejumlah mahasiswa PMII Kuningan datang ke kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuningan, Jumat (21/3/2025) kemarin untuk audiensi tentang berbagai isu kesehatan di Kabupaten Kuningan, mulai dari layanan kesehatan masyarakat di Puskesmas, stunting, sampai banyaknya kasus HIV/AIDS.
Kedatangan PMII ke Dinkes, disambut langsung oleh Plt Sekdis Dr Hj Eva Maya didampingi jajarannya. Diskusi berlangsung panjang sampai banding data yang beredar di media dan data yang dimiliki oleh dinkes terkait pengidap HIV yang ada di Kabupaten kuningan. Data penderita HIV secara kumulatif dari 2013 sampai sekarang yaitu berjumlah 1.197 orang. Tentu ini angka yang fantastis mengingat belum ada obat untuk HIV ini.
Ketua PMII Kuningan, Dhika pun menanyakan terkait bagaimana penanganan dan penanggulangan penyakit menular ini, sementara angka kumulatif mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
“Ketika melihat hari ini angka HIV yang mengalami kenaikan lalu bagaimana sikap Dinas Kesehatan dalam menangani kasuistik ini, baik dari aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatifnya, sementara instrumen instrumen Dinas Kesehatan ini cukup banyak. Meskipun ini tanggung jawab seluruh stekholder tetapi ada kebijakan dan ada penanggung jawab yang secara khusus dalam penanganannya,“kata Dhika.
Namun, ia sangat disayangkan ketika bertanya perihal program penanggulangan P2PM, dimana pihak Dinkes justru balik mencurahkan keluhan dalam penanganan HIV yakniu masalah anggaran. Padahal, lanjutnya, ketika dibuka kan data terkait penanganan HIV ini muncul dalam usulan perencanaan tahun 2025.
“Sangat disayangkan sekali ketika hal urgent ini masih mengeluh dengan anggaran, padahal dalam data perencanaan dinas kesehatan sudah tercantum pagu anggaran untuk program penangan HIV dan ODHIV. Walaupun tidak persoalan anggaran saja, karena Dinas Kesehatan bisa bekerja sama dengan dinas lain ataupun dengan organisasi yang konsen di bidang P2PM,“ sebut Dhika.
Karena diketahui juga bahwa ada supporting dana dari Global Fund untuk relawan-relawan yang memang konsen berbicara persoalan HIV,TB, dan malaria, Dhika berujar, seharusnya tinggal bagaimana caranya anggaran itu diserap dengan kegiatan-kegiatan yang bisa meminimalisir meningkatnya angka P2PM.
Meskipun tidak mudah dengan segala keterbatasan, antara lain sulitnya menjangkau cheking HIV kepada masyarakat karena terhalang oleh stigma buruk mengenai HIV dan keterbatasan mengenai anggaran yang dikatakan tidak ada, harusnya Pemerintah Daerah membuat suatu kebijakan atau terobosan bagaimana menanggulangi persoalan P2PM agar menjadi prioritas.
“PMII Berharap pemerintah daerah harus memprioritaskan permasalahan kesehatan untuk masyarakat Kabupaten Kuningan,“ tutupnya. (eki)