KUNINGAN (MASS) – Paket sembako seharga Rp200 ribu yang merupakan bantuan bupati kepada warga yang terdampak covid-19 di Kabupaten Kuningan menjadi sorotan.
Hal ini setelah dihitung-hitung yakni paket sembako itu nilai Rp165 ribu dan yang sisanya Rp35 ribu apakah untuk ongkos angkut atau apa?
Masalah ini pun menjadi bahan pertannyaan pada audiensi Aliansi Jurnalis Kuningan Bersatu (Anarkis) dengan Dinsos di Aula kantor, Kamis (18/6/2020).
Menurut Kadinsos Dudi Budiana MSi yang didampingi oleh Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanangan Fakir Miskin Hj Engking, dana Rp200 ribu sangat jelas rinciannya. Bahkan, untuk laba perusahaan pun sangat jelas.
“Harga dasar adalah Rp185 ribu dan keuntungan untuk perusahaan adalah Rp11 ribu. Kami sudah menawar semaksimal mungkin karena dana yang ada hanya Rp200 ribu,” ujar Dudi kepada wartawan.
Ia merinci 1 paket sembako itu terdiri dari beras 10Kg x Rp10 ribu seharga Rp100 ribu, gula pasir 1Kg Rp17 ribu, terigu segi tiga biru 1 kg Rp11 ribu. Lalu, minyak goreng kemasan 2 liter Rp25 ribu.
Kemudian, sarden ABC 1 kaleng Rp1.500, biskuit Rp8.500, biaya pengemasan Rp3.000 dan biaya distribusi Rp1.000.
Untuk paket sembako yang rusak pun pihak perusahaan akan langsung mengganti, tinggal penerima segera melaporkan.
“Ada 25 ribu KK yang kami beri selama 3 bulan. Kami juga ada anggaran Rp10 miliar untuk ancang-ancang hingga Desember,” tandasnya yang dibenarkan Sekdis Yosep Yanuar dan Kabid Perlindungan Sosial Edi Supriadi MSi.
Pada kesempatan itu juga Dudi menyebutkan, untuk pendistribusian di desa/kelurahan kepada penerima pihaknya mengalokasikan dana Rp5.000/paket. Anggaran diambil dari Rp1 miliar.
Sementara itu, banyak pihak yang menilai dengan pembelian yang jumlahnya 25 ribu paket, harga beli akan lebih murah, sehingga muncul dugaan keuntungan yang diperoleh lebih dari Rp11 ribu. (agus)